Senin, 28 Maret 2016

Pensiunan Bulog Bekingi Mafia Beras di Sulsel

Senin, 28 Maret 2016

Makassar,GoSulsel.com – Penyebab inflasi terbesar di Sulsel yakni, harga beras yang sering mengalami perubahan, terutama saat masa panen dan memasuki musim kemarau. Belum lagi permainan harga dilakukan oleh pengusaha membuat harga beras bisa berubah.

Wakil Gubernur Sulsel, Agus Arifin Nu’mang mengatakan, perusahaan yang melakukan pembelian beras di Sulsel ini kebanyakan bekerjasama dengan pensiunan pegawai bulog untuk mengatur harga. Mereka kemudian membeli harga beras lebih rendah dari pada harga di Jawa.

“Mereka membeli beras di sini dengan harga Rp8.500 perkilogram, kemudian dijual di Jawa dengan harga Rp9.300 perKg, ongkos kirimnya sekitar Rp400 perKg dan mereka masih untuk sekitar Rp400 perKg. Ini sangat merugikan petani kita,” kata Agus usai Rapat Sosialisasi Kebijakan Program Raskin 2016 se-KTI, di Clarion Hotel, Senin, 28 Maret.

Dengan surplus 2,3 juta ton beras tahun lalu, sebagian besar diserap oleh pengusaha beras dari wilayah Jawa. Hal ini yang membuat harga beras di Sulsel sering menjadi pemicu proses inflasi di Sulsel.

“Kita sudah sampaikan ke pusat jangan sampai margin harga terlalu tinggi antara di Jawa dan di luar Jawa. Karena ini yang menyebabkan inflasi kita, apalagi harga melonjak di daerah produsen beras, karena ulah para pengusaha yang dibekingi pensiunan Bulog ini,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan Publik Divre Bulog Sulselbar, Muh Akbar Said mengatakan akibat ulah pengusaha ini, target serapan 500 ribu ton beras tahun lalu tak tercapai. Pihaknya hanya bisa menyerap beras petani sekitar 400 ribu ton.

“Kita selalu menerapkan harga yang telah kita kalkulasi, namun dalam beberapa kali kita kalah bersaing akibat adanya persaingan harga pasar. Terutama saat ini kita hanya bisa membeli beras, karena belum memiliki penggilingan beras,” ucapnya.

Sebagai salah satu lumbung pangan, Sulsel diharapkan mampu menyuplai 15 persen kebutuhan beras nasional. Untuk tahun 2016 Bulog Divre Sulsel menargetkan 500 ribu ton beras dengan asumsi harga Rp7.300 per kilogram, sehingga anggaran yang disiapkan mencapai Rp3 triliun. (*)

http://gosulsel.com/news/28/03/2016/pensiunan-bulog-bekingi-mafia-beras-di-sulsel/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar