Jumat, 25 Maret 2016

Dugaan Mafia Raskin, DPRD Sumenep Konfirmasi ke Bulog Pusat

Kamis, 24 Maret 2016
 
Sumenep (beritajatim.com) - Komisi I DPRD Sumenep mendatangi Bulog pusat, meminta penjelasan terkait mekanisme pendistribusi raskin di daerah. Kunjungan tersebut sebagai buntut sidak Komisi I ke Bulog Sumenep, mempertanyakan uang penebusan raskin sebesar Rp 3,8 milyar yang disimpan di bank.

"Kami merasa perlu mengkonfirmasi persoalan itu pada hirarki yang berkompeten, yakni Bulog pusat. Ini terkait pernyataan Kepala Bulog Sumenep tentang uang Rp 3,8 milyar yang malah 'diendapkan' di bank, dan raskin tidak diberikan," kata Ketua Komisi I DPRD Sumenep, Darul Hasyim Fath, Kamis (24/03/16).

Ratusan kepala desa di Sumenep telah menyetorkan sejumlah uang ke Bulog setempat untuk penebusan raskin jatah bulan Juni- Desember 2015, serta raskin ke-13. Setiap kepala desa menyetorkan uang sekitar Rp 30-50 juta, sehingga total uang penebusan raskin yang terkumpul di Bulog Sumenep sebesar Rp 3,8 milyar. Namun setelah uang penebusan diserahkan, raskin tidak kunjung diterima. Bulog Sumenep berdalih stok raskin kosong. Dan uang sebesar Rp 3,8 milyar tersebut oleh Bulog dititipkan ke Bank.

"Bagi kami ini menimbulkan tanda tanya besar. Katanya yang diberlakukan adalah sistem 'cash and carry'. Tapi ternyata kok uang sudah diserahkan, beras tetap tak kunjung diberikan," ucap Darul.

Ia bahkan menuding ada indikasi 'mafia' dalam pendistribusian raskin di Sumenep. Terbukti Bulog Sumenep justru menyimpan uang penebusan raskin itu ke bank, bahkan hingga lewat tahun penebusan.

"Absah kita hadirkan prasangka yang mungkin terjadi. Mengingat beberapa hal yang sudah kami konfirmasi ke Bulog Sumenep soal uang Rp 3,8 milyar yang justru dititipkan di bank, dan raskin 2015 tidak diberikan hingga masuk tahun 2016," ungkapnya.

Ia juga menyoroti pernyataan Bulog yang akan mengembalikan uang Rp 3,8 milyar tersebut. Namun Pemkab serta para kepala desa menolak, dan meminta agar tetap diberikan dalam bentuk raskin jatah 2015.

"Menjadi aneh bagi kami terkait keinginan mengembalikan uang itu. Kalau memang serius pendistribusian raskin itu, kenapa harus ada pengembalian? Bulog kan alat negara. Institusi negara. Saya kira tidak ada pembenaran apapun bagi lembaga negara manapun untuk bermain-main dengan uang rakyat," tegasnya.

Sementara Kepala Gudang Dolog Sumenep, Ainol Fatah mengakui bahwa uang sebesar Rp 3,8 milyar tersebut disimpan di BRI atas perintah Bulog pusat dengan alasan keamanan.

"Uang itu kami titipkan di bank, demi keamanan. Dan itu bukan inisiatif Dolog Sumenep, tapi perintah pusat, sambil menunggu stok raskin tercukupi," terangnya.

Ia menjelaskan, penumpukan uang penebusan raskin baru terjadi tahun ini. Para kepala desa menebus raskin dalam waktu yang bersamaan, menumpuk di akhir tahun. Akibatnya stok di gudang tidak mencukupi.

"Kalau saja penebusan raskin dilakukan rutin tiap bulan, saya pikir tidak akan terjadi yang seperti ini. Persoalan seperti ini baru sekarang terjadi," ucapnya. [tem/but]

Bulog Diminta Fokus pada Gabah Dibanding Beras
Kamis, 24 Maret 2016

JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menginstruksikan kepada Perum Bulog pada 2016 lebih fokus terhadap penyimpanan gabah dibandingkan dengan penyimpanan beras.

Selama ini, kata Deputi Bidang Usaha Agro dan Industri Farmasi Wahyu Kucoro, Perum Bulog hanya fokus terhadap penyimpanan beras. Jika itu terus dilakukan maka sulit untuk meningkatkan kualitas beras yang akan disalurkan.

"Selama ini nyimpennya beras, sesuai perintah pak presiden, kita tingkatkan kualitas dengan mencoba perbanyak penyimpanan gabah," kata Wahyu di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (24/3/2016).

Wahyu menyebutkan, Kementerian BUMN akan menginstruksikan penyimpanan gabah lebih dominan dari total kapasitas gudang Bulog yang tersebar di Indonesia. Adapun, total kapasitas gudang penyimpanan beras milik Bulog mencapai empat juta ton.

Hingga saat ini, lanjut Wahyu, jumlah penyerapan beras petani yang dilakukan oleh Perum Bulog masih sangat kecil jika dibandingkan dengan kapasitas gudang Bulog. Di mana, hanya mampu menyerap 40 ribu ton.

Oleh karena itu, tegas Wahyu, Kementerian BUMN akan mengizinkan Perum Bulog untuk melakukan investasi yang besar guna meningkatkan penyimpanan gabah yang lebih dominan dibandingkan dengan beras.

"Kita akan coba investasi besar di Bulog untuk beberapa alat itu, karena ini tuntutan," tandasnya.(rai)

(rhs)
http://beritajatim.com/politik_pemerintahan/262701/dugaan_mafia_raskin,_dprd_sumenep_konfirmasi_ke_bulog_pusat.html#.VvSaDtKLTIU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar