Selasa, 28 Juli 2015

Bisnis Raskin di Ambon Menggiurkan

Senin, 27 Juli 2015

AMBON - Penjualan beras untuk rakyat mis­kin (Raskin) yang selama ini terjadi di se­jumlah desa di Ambon diduga tak sesuai de­ngan ketentuan. Karena ternyata masih ada kelurahan/desa di Kota Ambon yang me­ngambil untung dari penjualan raskin di masyarakat. Nyatanya, harga beli raskin di Bulog lebih rendah dari harga jual ke masya­rakat. Selisihnya bisa Rp 400 per kilogram.

Sesuai ketentuan setiap KK mendapat ja­tah 15 kilogram raskin setiap bulannya. Masya­rakat yang mendapat kupon bisa lang­sung datang ke kantor desa/kelurahan untuk mem­beli raskin. Namun, harga per karung yang dijual desa kepada masyarakat sebesar Rp 31.000. Padahal kalau dihitung hitung, har­ga beli dari bulog Rp 1.600 per kilogram atau Rp 24.000 per karung.

Salah satu warga Kapaha, Ke­lurahan Pan­­dan Kasturi, Rahma mengaku setiap mem­­beli raskin dirinya harus membayar Rp 31 .000. Ia pun tidak mengetahui harga per kilo­gram yang dijual bulog kepada pihak desa/kelurahan.

“Kita biasa beli harganya Rp 31 ribu. Kita ju­ga tidak tahu harga perkilonya. Karena kan dijatahi sekarung ukuran 15 kilo,” ujarnya, Sabtu (25/7).

Ia menandaskan, pihaknya juga tidak pernah mau bertanya-tanya kepada pihak kelurahan. Lantaran mendapatkan jatah raskin saja, dirinya sudah sangat bersyukur.

Setelah koran ini melakukan konfirmasi dengan Kepala Bidang Pe­layanan Perum Bulog Maluku-Maluku Utara, Kadir Kosso, ia mengaku kaget di Kota Ambon ada desa/kelurahan yang menjual dengan harga demikian.

“Kalau diluar Ambon dijual agak mahal memang wajar. Karena ada biaya transportasi dengan ja­rak yang cukup jauh. Tapi kalau di dalam kota, harga itu tergolong ma­hal,” ujarnya.

Sebenarnya, kata dia, Bulog tidak memiliki kewenangan untuk me­netapkan standar harga jual ras­­kin. Lantaran, yang diketahui, Bulog menjual raskin kepada dis­tri­butor atau desa/kelurahan/keca­matan dengan harga Rp 1.600 per kilogram. Untuk selanjutnya mau dijual berapa, Bulog tidak memiliki kewenangan sampai kesitu.

“Kalau harga jual demikian. Itu terserah masyarakat saja. Kalau mereka tidak keberatan ya tidak apa-apa,” tukasnya.

Ia menyebutkan, ada beberapa ke­mungkinan yang membuat har­ga jual mahal. Bisa saja, pihak de­sa/kelurahan menaikkan harga jual, guna membayar upah petugas yang melayani masyarakat mem­beli raskin atau kemungkinan-kemung­kinan lainnya yang buat harga jual menjadi mahal. (CR5)

http://www.kabartimur.co.id/index.php/amboina/item/9180-bisnis-raskin-di-ambon-menggiurkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar