Sabtu, 04 April 2015

Raskin Berkurang Segenggam, Bulog Dihearing

Sabtu, 4 April  2015

KENDARI, BKK – Hanya karena beras miskin (raskin) berkurang segenggam atau satu kepal, Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) Sulawesi Tenggara (Sultra) dihearing.
Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sultra La Ode Mutanafas mengaku, rata-rata raskin yang disalurkan ke masyarakat mengalami penyusutan berat setiap karungnya. Hal ini, kata dia, ditemukan di beberapa Kecamatan di Buton Tengah dan Buton Selatan.
“Rata-rata terjadi pengurangan berat sekitar 0,5 kilogram (Kg). Ini sangat merugikan masyarakat,” terang Mutanafas dalam hearing bersama Bulog Divre Sultra, Kamis (2/4).
Selain mengalami penyusutan berat, Mutanfas menuding adanya raskin yang tidak berkualitas sengaja dibagikan kepada masyarakat. Warnanya, beber dia, tidak sama seperti beras pada umumnya yang dikonsumsi masyarakat.
“Kami juga meminta Bulog untuk mempertegas kualitas raskin ini. Kenapa warnanya lain,” protesnya.
Mendapatkan protes dari wakil rakyat ini, Kepala Bulog Divre Sultra Ramli Hasan mengakui adanya penyusutan berat karung raskin. Meski begitu, kata dia, pengurangan berat wajar terjadi karena sebagian beras bisa saja tercecer pada saat disortir.
“Pada saat dicek kualitas berasnya, di situ dia tercecer,” alasnya.
Penyusutan 0,5 kg ini, lanjut Ramli, tidak terjadi secara signifikan terhadap seluruh karung bulog. Menurutnya, 0,5 kg itu jumlahnya hanya seperti makanan ayam.
“Beras itu kan bukan emas. Jadi, bisa saja tercecer. Paling, 0,5 kg itu paling hanya segenggam untuk diberikan makanan ayam,” alas dia sambil mengepalkan tangannya.
Meski begitu, Ramli tidak memungkiri ada oknum yang terlibat dalam hal pengurangan berat raskin. Baru-baru ini, aku dia, ada beberapa buruh mobil yang mendistribusikan beras ke masyarakat sudah diproses oleh kepolisian karena terbukti mengurangi jatah beras raskin.
“Caranya, menusuk setiap karung raskin dan diambil,” akunya.
Ia berharap, seluruh petugas bulog yang ada di Sultra untuk lebih intensif mengawasi proses distribusi beras ini. Sebab, kata dia, kejadian serupa bukan tidak mungkin terulang kembali.
“Ini adalah tanggung jawab Bulog Sultra. Kami harap tidak ada lagi keluhan masyarakat,” tuturnya.
Berkait dengan penurunan kualitas beras, Ramli berpandangan, beras bisa saja mengalami penurunan kadar warna. Hal ini, kata dia, terjadi akibat proses penimbunan yang terlalu lama di gudang bulog.
“Gudang kita hanya sedikit sementara produksi semakin banyak. Makanya, bisa saja kualitas beras bisa berkurang karena lama tersimpan,” alasnya lagi.
Mendengar pernyataan Ramli, anggota Komisi II lainnya Rasyid meminta kepada Bulog Sultra untuk mendata kembali jumlah gudang untuk segera dicarikan solusinya. Sebab, lanjut politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, kondisi gudang beras di Sultra sudah over kapasitas.
“Kita harus pikirkan juga itu tentang gudang. Karena, jumlah produksi beras kita terus mengalami peningkatan,” katanya.
Dalam aturannya, gudang baru bisa dibangun setelah daerah tersebut memiliki kalkulasi produksi sekitar 1000 ton per sekali panen. Di Sultra sendiri, sudah terdapat 10 gudang yang tersebar di Kendari, Konawe, Kolaka, Bombana, Baubau, Raha, dan Ereke.

http://beritakotakendari.com/2015/04/raskin-berkurang-segenggam-bulog-dihearing/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar