Minggu, 01 Maret 2015

Bulog: Kenaikan Harga Beras karena Kekosongan Stok

Minggu, 1 Maret 2015

JAKARTA, KOMPAS.com - Perum Bulog mengungkapkan kenaikan harga beras disebabkan kekosongan stok dalam tiga bulan sebelumnya, yakni periode November-Desember 2014 dan Januari 2015.

"Bulog bertugas mengeluarkan 232.000 ton raskin (beras miskin) tiap bulan. Tapi, November-Desember 2014, stoknya tidak ada dan Januari masih seperti itu," kata Direktur Pelayanan Publik Perum Bulog Leli Pritasari Subekti dalam konperensi pers di Jakarta, Sabtu (28/2/2015), seperti dikutip Antara.

Hal tersebut disampaikannya merespons dugaan mafia beras sebagai penyebab kenaikan harga beras belakangan ini.

Leli menjelaskan, kondisi pada akhir 2014 itu, dikarenakan stok November dan Desember sudah ditarik terlebih dahulu pada Februari dan Maret 2014, sehingga menyebabkan kekosongan sebesar 462.000 ton.

Akibatnya, pada Desember 2014 dan Januari 2015, Bulog hanya menggelontorkan 71.000 ton beras, sehingga kurang efektif menurunkan harga.

"Hitungannya, 462 ribu stok yang kosong hanya ditutup dengan 71 ribu, akhirnya ya kurang nendang," kata Leli.

Hal tersebut diperparah dengan terlambatnya pasokan beras pada Januari akibat "launching" yang baru diresmikan pada tanggal 28 Januari 2015. Dengan demikian, total kekosongan stok beras mencapai hampir 700.000 ton.

Selain itu, adanya isu penghapusan raskin juga berpengaruh secara psikologis maupun administratif terhadap pemerintah daerah.

Terkait kelangkaan stok beras di pasar, pengamat pertanian Khudori juga berpendapat bahwa hal itu disebabkan karena faktor alam dan bukan ulah mafia beras seperti yang disebut pemerintah.

Faktor alam yang dimaksud ialah musim paceklik yang berlangsung lama, sehingga mengakibatkan mundurnya jadwal panen raya di Indonesia.

"Mestinya Februari hingga Mei kita sudah panen raya, tapi karena hujan datang terlambat, maka jadwal tanam dan panen ikut mundur sekitar satu hingga 1,5 bulan. Musim pacekliknya lebih lama," kata Khudori.

Presiden Joko Widodo sebelumnya menduga kenaikan harga beras akhir-akhir ini akibat adanya permainan ilegal yang dilakukan oleh oknum tertentu. Menurut Jokowi, permainan ilegal itu ditempuh dengan tujuan Indonesia menggunakan beras impor. (baca: Jokowi: "Feeling" Saya Mengatakan Ada yang Bermain agar Kita Impor Beras)

Meski stok beras nasional saat ini hanya 1,4 juta ton dan sudah dikurangi dengan 300.000 ton beras rakyat miskin (raskin) ke masyarakat, Wakil Presiden Jusuf Kalla menjamin bahwa jumlah stok itu tidak mengkhawatirkan. (baca: Wapres: Stok Beras Nasional Aman)

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/03/01/082805026/Bulog.Kenaikan.Harga.Beras.karena.Kekosongan.Stok

Tidak ada komentar:

Posting Komentar