Rabu, 18 Februari 2015

Raskin Tak Layak Dikomsumsi, Aparat Bulog Diduga Gelapkan Raskin

Selasa, 17 Februari 2015

Karawang, sentananews.com, Keberadaan Beras untuk warga miskin, atau biasa disebut Raskin boleh bilang tidak bermanfaat bagi masyarakat miskin, beras yang seharusnya layak dikomsumsi ini malah jauh dari kata layak. Seharusnya keberadaan Raskin yang telah disubsidi pemerintah bisa bermamfaat dan dapat dirasakan oleh masyarakat dengan kwalitas beras standar, dengan mutu beras eceran harga Rp 8000/kg.

Ironisnya Karawang yang terkenal dengan kota lumbung padi, malah sebagian rakyat miskinnya mengkomsumsi beras raskin yang kwalitasnya sangat buruk. Padahal dalam tahun 2014 pemerintah pusat telah menggelontorkan lebih dari 18 triliun, untuk subsidi kebutuhan beras bagi masyarakat miskin yang berjumlah 15,5 juta penduduk miskin di seluruh Indonesia.

Namun program pemerintah sebagai langkah untuk ketahanan pangan, dan meningkatkan perekonomian rakyat khususnya rakyat miskin malah banyak bermasalah, dari mulai jumlahnya yang berkurang sampai dengan kualitas beras yang jelek. Selain itu ditemukan pula butiran beras yang hancur, warna beras juga cenderung kuning dan berbau.

"Setiap pembagian Raskin saya mendapatkan satu karung dengan jumlah 15 kg, namun kenyataannya hanya 13 kg dan kondisi karung banyak yang bocor seperti bekas dicolok oleh alat untuk mengambil beras. Selain itu berasnya berwarna kuning dan banyak batunya," ucap Misna warga Sananga, Kelurahan Adiarsa Barat, Senin (16/2).

Menurutnya, beras yang diterima dibeli dengan harga Rp 2000/kg. "Saya tidak tahu kalau sebenarnya beras yang saya beli seharga Rp 8.000/kg. Jangan-jangan pendritribusian beras yang kualitas buruk yang saya terima, sudah dimainin sama oknum bulog," katanya.

Sementara Dudin, kepala Rukun warga (RW) 19 Lingkungan Sananga, Kelurahan Adiarsa Barat, membenarkan kebanyakan kondisi raskin yang diterima warganya sangat jauh dari beras standar layak komsumsi. Namun semua warga menerima karena mau diapa lagi, warga mau menerima karna harga per kilonya Rp 2.000. "Dengan kondisi seperti ini saya harus mengadu kemana, sementara kondisi seperti ini telah berlangsung lama,' ungkapnya.

Dudin berharap pemerintah khususnya Pemkab mau melakukan sidak di lapangan terkait kualitas raskin yang tidak layak komsumsi. "Lebih parah lagi, kondisi beras sudah banyak kutunya. Dengan kondisi beras seperti ini pihak kelurahan tidak tau menahu tentang dari mana raskin dikirim, yang jelas setelah beras raskin ada di kelurahan, pihak kelurahan langsung mendristribusikannya kepada masyarakat," katanya.

Sementara, lanjut Dudin, masyarakat miskin tidak berani melaporkan kejanggalan yang terjadi, karena kebanyakan masyarakat miskin tidak tahu berapa subsidi yang dibiayai pemerintah. "Padahal pemerintah telah membeli beras melalui subsidi dengan beras yang layak komsumsi," tutupnya.

Penulis : Nanang /Samosir

http://www.sentananews.com/news/news/raskin-tak-layak-dikomsumsi-aparat-bulog-diduga-ge-825

Tidak ada komentar:

Posting Komentar