Jumat, 20 Februari 2015

Marah-marah, Mendag Gobel Sebut Ada Mafia Beras

Jumat, 20 Februari 2015

Jakarta -Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel sempat marah-marah saat memberikan penjelasan soal adanya informasi kenaikan harga beras di Jakarta yang mencapai 30%. Dengan nada marah, Gobel menyebutkan ada praktik mafia beras yang bermain sehingga memicu kenaikan harga beras.

"Ini ulah mafia beras yang akan saya tindak. Pedagang yang tidak benar mau coba-coba termasuk menyebarkan berita," kata Gobel dengan nada tinggi, yang memakai baju kemeja biru saat di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag) Jalan Ridwan Rais, Jakarta, Jumat (20/02/2015).

Ia mengungkapkan ada temuan terkait praktik mafia beras, yaitu kegiatan pengoplosan beras Bulog baru-baru ini di kawasan Cakung, Jakarta Timur.

Beras Bulog seharga Rp 7.400/kg dioplos dengan beras jenis medium yang jauh lebih baik kemudian dikemas ulang dan dijual di atas harga Rp 8.000/kg.

Temuan ini pun menjadi dasar Gobel menghentikan penyaluran beras Bulog ke Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur mulai awal bulan Februari 2015. "Ini mafia beras yang harus kita berantas," tambahnya lagi dengan nada tinggi.

Hingga saat ini, Kementerian Perdagangan dan Bulog masih mendalami kasus yang terjadi 18 Januari 2015 lalu. Bila terbukti ada perusahaan beras termasuk dari pihak Bulog yang bermain, ia akan mengambil tindakan tegas.

"Yang terlibat tindak, pecat, indikasi izin akan dicabut (bagi perusahaan). Lalu bisa dipidana juga karena meresahkan masyarakat," tegas Gobel.

Gobel menjelaskan Bulog selama ini memiliki 3 sistem pendistribusian beras operasi pasar, pertama beras didistribusikan ke Food Station seperti di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur atau yang selama ini rutin dilakukan Bulog. Kedua adalah beras didistribusikan langsung ke PD Pasar Jaya. Ketiga melalui Satgas yang mendistribusikan langsung beras ke pasar.

Kebijakan ini sempat dikeluhkan oleh pedagan beras di Pasar Cipinang. Seorang pedagang beras di Cipinang bernama Hilyas, mengatakan sebelumnya Bulog selalu rutin mengucurkan beras operasi pasar setiap 2 hari kepada pedagang beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, bila ada gangguan pasokan. Tujuannya untuk mengintervensi harga beras di tingkat pedagang khususnya di Cipinang.

"Kalau dulu 2 hari sekali kami diberikan jatah 5 ton per pedagang dengan harga tebus Rp 7.100/kg. Kalau sekarang kami hitung 5 ton per pedagang per bulan," imbuh Hilyas.
(wij/hen)

http://economy.okezone.com/read/2015/02/20/320/1108348/sofyan-sebut-bulog-jadi-sasaran-bully-pedagang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar