Jumat, 20 Februari 2015

Ini Penyebab Harga Beras Naik Tinggi

Jumat, 20 Februari 2015

Jakarta -Harga beras di pertengahan bulan Februari kembali mencuat ke harga tertinggi. Di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur seluruh jenis beras mulai dari beras jenis standar atau medium hingga beras premium naik rata-rata 30%.

Billy Haryanto salah seorang pedagang beras Pasar Induk Cipinang mengungkapkan kenaikan beras terjadi secara bertahap mulai 9 Februari 2015. Harga beras terus melonjak hingga sekarang.

"Naiknya drastis sekali," ungkap Billy kepada detikFinance, Jumat (19/02/2015).

Billy mencontohkan harga beras jenis IR 2 yang biasa dipasarkan dengan harga Rp 8.500/kg kini dijual Rp 11.000/kg. Hal yang sama juga terjadi pada beras IR I yang biasa Rp 9.500/kg kini Rp 12.000/kg.

Kenaikan harga juga terjadi pada jenis beras premium. Biasa harga beras premium dibanderol Rp 10.000/kg kini naik menjadi Rp 13.000/kg.

"Bukan naik lagi, krisis dan darurat," imbuhnya.

Billy juga menyebut kenaikan harga beras hingga 30% baru pertama kali terjadi. Ini tentunya menjadi pekerjaan rumah yang cukup berat bagi pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)."Dari zaman Presiden Soekarno sampai Pak Jokowi, paling mahal beras sekarang. Saat ini beras paling murah (IR 2) Rp 11.000/kg, kualitas IR I Rp 12.000/kg," tuturnya.

Billy memperkirakan kenaikan harga beras dipicu belum meratanya panen beras di beberapa daerah penyangga kebutuhan beras Jakarta seperti Demak (Jawa Tengah) dan Jawa Barat. Akibatnya pasokan beras yang masuk ke Pasar Induk Cipinang turun drastis.

"Beras masuk berkurang, maksimal seharusnya 1.000-2.000 ton per hari karena kebutuhan DKI Jakarta 3.000 ton/hari. Sekarang 500 ton saja stok berkurang drastis karena beberapa sentra beras seperti Demak belum merata panennya," paparnya.

Sementara itu mengenai Perum Bulog yang telah menggelar operasi pasar (OP) beras murah mulai 16 Februari 2015 dinilai tidak efektif. Alasannya Bulog mendistribusikan beras dengan melibatkan Kodam Jaya bukan pedagang.

"Saat OP dilakukan dan melibatkan tentara justru harga beras tambah naik," kata Billy.

Menurut Billy, seharusnya Bulog melibatkan pedagang beras bukan tentara. Cara itu dilakukan karena pedagang beras mempunyai jaringan sehingga OP bisa dilakukan secara efektif.

"Karena Bulog nggak punya jaringan, pedagang yang punya jaringan," imbuhnya.Ia juga meminta Kepala Bulog untuk turun langsung ke lapangan melihat pasokan beras yang turun drastis di Pasar Induk Cipinang. Sehingga bisa menghitung berapa banyak beras yang harus dikeluarkan Bulog untuk OP beras murah.

"Kepala Bulog Bulog seharusnya merangkul pedagang saya yakin kejadiannya tidak jadi seperti ini (harga beras naik). Kalau seperti ini jadi fight sama pedagang," jelasnya.

Billy menjelaskan OP beras murah oleh Bulog mulai dilakukan sejak tanggal 16 Februari 2015 lalu. Bulog merangkul Kodam Jaya dan menyelenggarakan OP beras murah di 62 titik yang terdiri dari 50 titik pemukiman dan 12 pasar strategis di Jabodetabek.

Beras yang dijual Bulog sudah dikemas 5 kg/pack dengan harga Rp 7.400/kg untuk medium dan Rp 9.000/kg untuk beras premium.

"Buktinya sejak Senin kemarin sampai sekarang OP dilakukan malah harga beras naik terus," sindirnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar