Senin, 03 November 2014

Ratusan Ton Daging Impor Bulog Numpuk Belum Terjual

Minggu, 2 November 2014

Bulog mengaku kesulitan menembus pedagang daging agar mau menyerap dan menjual  831 ton daging impor. Padahal sebelumnya, 70 asosiasi dan pedagang sepakat untuk menjual daging yang diimpor Bulog. Setelah Bulog impor, ternyata pedagang enggan membeli.

“Saya akui kita sulit menjual daging. Ibarat tembok sulit menembus para pedagang,” jelas Sutarto Alimoeso, Dirut Perum Bulog, pada Agrofarm di Jakarta.

Sutarto mengakui, sampai saat ini dia belum paham mengapa daging  yang diimpor Bulog dari Selandia Baru ditolak pedagang. Meski kuota impor yang tersisa masih ada 2000 ton,  Bulog tidak akan segera memenuhinya. Banyak pertimbangan dalam impor daging. Pasalnya harus menghitung biaya yang dikeluarkan. Sebab dalam impor Bulog tidak mendapatkan fasilitas  apa pun. “Dalam  impor Bulog hanya bisa balik modal,” tandas Mantan Dirjen Tanaman Pangan Kementan ini.

Ketika ditanya adakah kartel yang berperan membuat Bulog sulit menembus pedagang? “Wah soal itu saya tidak tahu, anda yang lebih tahu,” elak Tarto sapaan pria ini.

Sutarto mengakui, Bulog sebagai salah satu stabilisator harga daging sulit untuk memainkan peran. Pasalnya, peredaran daging secara nasional mencapai 500.000 ton, sedangkan Bulog hanya dapat kuota impor 3.000 ton.

“Jatah impor 3000 ton tidak ada artinya dibandingkan dengan 500 ribu ton daging yang beredar. Kalau ingin menstabilkan harga, mari lihat secara keseluruhan," jelasnya. Irsa Fitri

http://www.agrofarm.co.id/read/pertanian/992/ratusan-ton-daging-impor-bulog-numpuk-belum-terjual/#.VFbv_DSsXyQ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar