Selasa, 15 Juli 2014

Penyerapan beras lokal oleh Bulog Kualatungkal rendah

Senin, 14 Juli 2014

 Jambi (ANTARA Jambi) - Penyerapan beras lokal oleh Perum Bulog Divisi Regional Kualatungkal, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi, masih rendah dikarenakan rendahnya Harga Pembelian Pemerintah.

"Kita hanya bisa menampung sebagian kecil hasil panen petani sawah di Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabar), karena Harga Pembelian Pemerintah (HPP) rendah," kata Pejabat Sementara (Pjs) Kepala Perum Bulog Sub Divre Kualatungkal Julianti ketika dihubungi, Senin.

Dengan HPP yang besarnya Rp6.600/kg, petani lebih memilih menjual berasnya ke pasar tradisional dan keluar daerah Tanjabar, karena harganya lebih tinggi.

Ia mengatakan, sejak Januari hingga Juli 2014, hanya empat ton beras petani lokal yang terserap oleh Bulog.

Dari segi kualitas, beras kampung (sebutan beras lokal, red)) tak kalah saing dengan beras luar seperti dari Lampung maupun Palembang.

"Kualitas seperti kadar air tetap standar, dan tidak ada masalah. Cuma terkendala dengan HHP yang terbilang murah," kata Julianto.

Pihaknya tetap memberikan peluang bagi petani Tanjabar untuk menjual hasil panen ke Bulog, namun Bulog juga tidak bisa memaksa petani harus menjualnya ke Bulog.

"Kalau petani mau jual, kita beli dengan harga Rp6.600/kg. Itu sudah ketetapan dari pemerintah, jadi tidak bisa dinaikkan," katanya.

Saat ini, Perum Bulog Sub Divre Kualatungkal memiliki stok beras sebanyak 700 ton untuk kebutuhan dua kabupaten, yakni Tanjabar dan Tanjabtim. Beras tersebut sebagian besar berasal dari Jawa Tengah, Sulawesi Selatan dan beras impor dari Vietnam.

Beras tersebut selain diperuntukkan untuk alokasi raskin juga dipersiapkan untuk operasi pasar sebanyak 200 ton. Operasi pasar akan digelar jika terjadi kenaikan harga yang signifikan di sejumlah pasar tradisional.

Selebihnya dialokasikan untuk lembaga pemasyarakatan sekitar tiga ton per bulan. Sedangkan untuk bencana alam hanya satu ton.

Sementara ini, katanya, harga beras masih stabil di kisaran Rp8.000–Rp10.000/kg, harga itu masih dikategorikan normal.

Saat disinggung soal pendistribusian untuk beras raskin, ia mengaku tidak ada kendala dalam pendistribusian ke seluruh kecamatan di Tanjabar.

Alokasi raskin tahun ini tidak mengalami peningkatan dibanding tahun lalu, sebab jumlah Rumah Tangga Sasaran (RTS) tetap sama dengan RTS tahun lalu, yakni 15.394 RTS.

Julianto menyebutkan, kecamatan yang paling besar menyerap raskin adalah Tungkal Ilir yang mencapai 56,2 ton per bulan dengan jumlah penerima sebanyak 3.753 RTS.

Sedangkan daerah yang menyerap raskin terkecil adalah Muarapapalik dengan alokasi sekitar 1,6 ton per bulan.
 "Alokasi kita tetap sama dengan tahun lalu, tidak ada peningkatan," katanya.(Ant)


Editor: Edy Supriyadi

http://www.antarajambi.com/berita/304267/penyerapan-beras-lokal-oleh-bulog-kualatungkal-rendah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar