Jumat, 27 Juni 2014

Raskin Di Buton Mirip Pakan Ternak

Kamis, 26 Juni 2014

Kendari (Antara News) - Beras miskin (Raskin) yang disalurkan Badan Urusan Logistik (Bulog) Kota Baubau kepada penduduk miskin di Kabupaten Buton mirip pakan ternak.

"Raskin yang diterima warga miskin di Pulau Kadatua, Buton mirip pakan ternak. Setelah dimasak rasa nasinya sangat tidak enak atau tidak layak dikonsumsi" kata salah seorang tokoh masyarakat Pulau adatua, Kabupaten Buton, La Rawu (61) di Kendari, Kamis.

Bulog Baubau selain melayani penyaluran raskin di wilayah Kota Baubau, juga menyalurkan raskin di Kabupaten Buton dan Wakatobi.

Menurut Rawu, beras yang diterima warga miskin di Pulau Kadatua tampak kusam dan kemerah-merahan.

Selain itu, kata dia, berasnya juga banyak bercampur kulit padi dan batu-batu kecil.

"Dalam satu karung beras ukuran 25 kilogram, kulit padi bercampur batu kecil berwarna seperti beras, bisa mencapai satu liter banyaknya," katanya.

Menurut dia, warga miskin membeli beras murah tersebut dari pemerintah desa seharga Rp1.600 per kilogram.

Setiap kepala keluarga kata dia, mendapatkan jatah pembelian beras murah sebanyak 20 kilogram per bulan.

"Pemerintah desa mengambil raskin dari gudang Bulog di Baubau setiap tiga bulan sekali," katanya.

Sementara itu, Kepala Desa Uwe Maasi, Pulau Kadatua, Nafaruddin yang dihubungi melalui telepon Kamis, membenarkan jika ada beras miskin yang disalurkan kepada warga kondisinya berbau tidak sedap dan tidak enak dikonsumsi.

"Memang ada beras yang diterima dari Bulog Baubau kondisinya seperti sudah rusak, namun tetap disalurkan kepada warga penerima karena untuk mengembalikan ke pihak Bulog terbentur masalah biaya angkut," katanya.

Pihak Bulog sendiri menurut Nafaruddin, memberikan kesempatan kepada para kepala desa untuk mengembalikan beras yang diterima jika kondisinya sudah rusak dan tidak layak konsumsi, lalu menukarnya dengan beras yang bagus.

Namun, para kepala desa kata dia, kesulitan mengembalikan beras ke Bulog Baubau karena tidak ada biaya angkkut.

"Mengangkut beras dari gudang Bulog ke Pulau Kadatua membutuhkan biaya angkut yang lumayan besar. Makanya, setiap beras yang sudah sampai di Pulau Kadatua, kita kesulitan mengembalikannya ke pihak Bulog Baubau," katanya.

http://www.antarasultra.com/berita/272470/raskin-di-buton-mirip-pakan-ternak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar