BANDARLAMPUNG –
Setelah gencarnya pemberitaan di media massa terkait peredaran beras
raskin tak laik konsumsi, BULOG Divisi Regional (Divre) Lampung mengakui
kesalahan. Lantaran, instansi yang diplot untuk menjaga ketersediaan
bahan pangan tersebut, malah mendistribusikan 1.000 ton raskin asal
Jombang, Jawa timur tak laik konsumsi.
Berdasarkan
penelusuran Trans Lampung di wilayah Lampung Utara (Lampura), raskin
tersebut disimpan di gudang Bulog Sub Divre II Lampung Utara (Lampura),
tepatnya di Desa Mulangmaya, Kecamatan Kotabumi Selatan. Mirisnya, 70
ton dari total beras telah didistribusikan ke masyarakat, sebelum
akhirnya disetop karena banjir protes dari warga miskin.
Kepala
Seksi (Kasi) Humas BULOG Divre Lampung, Susana menjelaskan, dirinya
mengakui bahwa beras tersebut memang tidak laik dikonsumsi masyarakat
dan tidak memenuhi standard raskin. Karenanya, secara kelembagaan BULOG
akan mengganti Raskin secepatnya. ”Ya, kami mengakui bahwa beras
tersebut memang tak laik dikonsumsi. Namun kami akan bergerak cepat,
BULOG akan mengganti raskin itu. Kami akui terjadi kelalaian dalam
penyortiran beras, seharusnya kami lebih teliti,” jelasnya, Selasa
(21/5) lalu.
Meskipun di satu sisi Susana
mengakui BULOG lalai, namun dirinya menampik jika 70 ton beras tak laik
konsumsi tersebut telah disalurkan pada masyarakat. Menurutnya, jika
memang sudah disalurkan, masyarakat tinggal mengembalikan beras
tersebut, dan BULOG siap mengganti. ”Belum didistribusikan, kalau saya
tidak salah. Beras tersebut belum didistribusikan ke masyarakat,”
ungkapnya dengan nada grogi.
Saat ditanya lebih
lanjut, dia justru menyalahkan aparat desa yang menerima pendistrian
raskin tersebut. ”Dalam pendistribusian, BULOG hanya bertanggungjawab
hingga titik distribusi. Seharusnya aparat desa lebih teliti, jika
memang beras tersebut tak laik konsumsi, seharusnya lapor dan segera
dikembalikan ke BULOG,” dalihnya.
Dalam wawancara
Trans Lampung sebelumnya kepada Mantan Kepala Gudang BULOG Sub Divre II
Lampura, Rahimmudin menyatakan, saat dirinya menjabat sebagai Kepala
Gudang, jumlah beras yang datang dan masuk ke gudang BULOG Mulangmaya
asal Jatim, sebanyak 1.000 ton dan sudah dikeluarkan sebanyak 63 ton
lebih.
”Jadi raskin ini datangkan, kemudian saya
mendapat perintah menerima dari Kepala Sub Divre II (Agus Siswantara,
Red), ya saya terima. Dan, ketika ada perintah dikeluarkan, ya saya
keluarkan. Jumlah yang sudah tersebar sebanyak 63 ton lebih. Jadi beras
yang tersisa sekitar 936 ton lebih. Beras ini didatangkan sekitar bulan
Februari 2013,” akunya pada Trans Lampung.
Awalnya,
lanjut Rahimmudin, beras itu tidak langsung disebar dan masih berada di
gudang Mulangmaya BULOG Sub Divre II Lampura. Karena masih ada stok
beras dari Vietnam dan India. ”Setelah stok habis, baru dikeluarkan
beras itu tempo hari,” jelasnya. Namun berdasarkan informasi, terjadi
komplain keras di masyarakat terhadap beras asal Jombang dan
pendistribusian ke masyarakat langsung dihentikan dan diganti dengan
beras dari India lagi. ”Disetop kalau tidak salah oleh Divre (Divisi
Regional) Provinsi Lampung,” terangnya.
Menanggapi
soal buruknya kontrol kualitas beras oleh BULOG Lampura, Rahimmudin
yang menjabat sebagai Kasi Jasa Divisi Regional (Divre) BULOG Lampung,
mengaku sudah pindah ke Divre Lampung terhitung sejak 16 April 2013.
”Saat itu saya menjabat Kepala Gudang dan apapun perintah dari Kasub, ya
kita laksanakan. Diminta memasukkan barang kita laksanakan dan ada
perintah mengeluarkan barang tergantung dengan delivery order (DO) ya
kita keluarkan,” jelasnya.
Saat kroscek ke Gudang
Badan Urusan Logistik (BULOG) Sub Divre II Lampura di Desa Mulangmaya,
Kecamatan Kotabumi Selatan, Polres Lampura menemukan puluhan karung
beras asal Jombang, Jawa Timur (Jatim) yang tak laik konsumsi.
”Sabtu
(11/5) lalu, kami kroscek langsung ke gudang dan meminjam satu karung
beras untuk dijadikan sampel,” jelas Kanit Tindak Pidana Tertentu
(Tipiter) Polres Lampura, Iptu. Suprianto mewakili Kapolres Lampura,
AKBP Frans Sentoe. Kepada Trans Lampung, Suprianto menerangkan, di
karung raskin itu, ditemukan tulisan dari Jombang, Jawa Timur. ”Barang
tersebut menurut informasi, masuk sekitar bulan Februari dan Maret 2013
lalu,” terangnya.
Terkait adanya beras yang sudah
didistribusikan ke masyarakat, Suprianto menyatakan, pihaknya belum
melakukan investigasi lebih lanjut. Namun menurut informasi yang didapat
dari Kepala Gudang BULOG, Lubis, sudah sekitar 70 ton dari 1.000 ton
beras asal Jombang, yang sudah dibagikan ke masyarakat. ”Nah, sisanya
tidak jadi dibagikan, karena banyak komplain dari masyarakat waktu itu.
Kita mendapat informasi ada beberapa truk Fuso yang datang untuk membawa
beras itu kembali ke Bandarlampung,” jelasnya. (tnn/ayp)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar