9 Februari 2013
RMOL.Menko Perekonomian Hatta Rajasa menegaskan, jika benar ada
praktik kartel di sektor pangan, dirinya siap turun bersama-sama untuk
memberantas.
“Kalau ada kartel kita sikat ramai-ramai karena
praktik itu menyengsarakan rakyat. Jangan sampai ada kartel di negeri
ini, apalagi memainkan harga,” kata Hatta di Istana Presiden, Jakarta,
kemarin.
Namun demikian, Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN)
ini mengisratkan tidak mau gegabah. Dia ingin mengecek dulu pola
pasokan dan perdagangan pangan. Misalnya soal daging. Badan Pusat
Statistik (BPS) pernah melaporkan jumlah konsumsi daging masyarakat
Indonesia naik dari 1,9 kilogram per kapita per tahun menjadi 2,2
kilogram per kapita per tahun.
Sementara jumlah impor daging
berkurang. Menurutnya, sebaiknya dibalik kenaikan harga perlu
dipastikan dulu penyebabnya.
Dia menuturkan, kewenangan
penentuan kuota impor pangan berada di Kementerian Pertanian. Pihaknya
hanya sebatas melakukan koordinasi. Tapi, Hatta janji akan mengkaji
ulang data impor. “Kita akan lihat apakah data yang ada akurat,”
katanya.
Soal pertemuan dengan Presiden, Hatta menerangkan, dia
melaporkan kondisi harga pangan. Salah satunya, masalah tren harga
daging yang terus naik. Menurutnya, Presiden SBY memerintahkan dirinya
agar melakukan pengendalian. Untuk mengatasi masalah itu, SBY akan
memanggil Menteri Pertanian Suswono guna meminta penjelasan.
Dugaan terjadi praktik kartel pangan dua hari lalu disampaikan Komisi
Pengawasan dan Persaingan Usaha (KPPU) dan Kamar Dagang dan Industri
(Kadin).
Ketua Kadin Bidang Pemberdayaan Daerah dan Bulog,
Natsir Mansur mensinyalir ada enam komoditas dikuasai kartel dengan
nilai Rp 11,3 triliun.
Keenam komoditas itu yakni, daging sapi,
daging ayam, gula, kedelai, jagung dan beras. Menurutnya, praktik
tersebut terjadi karena pemerintah tidak melakukan pembenahan.
Adanya aksi kartel ini membuat dirinya pesimis target swasembada
pangan 2014 akan tercapai. “Praktik kartel menunjukkan ketahanan
pangan kita rapuh. Saya rasa sulit 2014 swasembada pangan,” imbuhnya.
Anggota Lembaga Pengkajian, Penelitian, dan Pengembangan Ekonomi
(LP3E) Kadin, Ina Primiana menyebutkan indikasi adanya praktik kartel
terlihat dari gejolak harga yang tidak normal. Sebagian besar produk
pangan seperti kedelai, beras, gula, jagung dan daging mengalami
tren peningkatan harga hingga 100 persen sejak tiga tahun terakhir.
[Harian Rakyat Merdeka]
http://ekbis.rmol.co/read/2013/02/09/97634/Heran,-Kalau-Menteri-Hatta-Tidak-Tahu-Ganasnya-Aksi-Kartel-Pangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar