MedanBisnis – Belawan. Diduga berkutu,
buruh bongkar muat di Pelabuhan Belawan sempat menolak melakukan
pembongkaran terhadap 5.000 ton beras milik Bulog. Dampaknya, beras
tersebut sempat tertahan dan tidak dibongkar meskipun kapal sudah
bersandar di dermaga sejak Rabu (30/1).
Pantauan MedanBisnis, hingga Jumat
(1/2) sore, beras asal Pare-Pare Sulawesi Selatan yang diangkut kapal KM
Tanto Ananda yang bersandar di dermaga 103 Pelabuhan Belawan, Rabu
(30/1) akhirnya dibongkar. Humas Perum Bulog Divre Sumut Rusli yang dihubungi MedanBisnis membenarkan 5.000 ton beras asal Pare-Pare Sulsel itu milik Bulog Sumut. "Setelah dilakukan pengecekan langsung, ternyata beras tersebut tidak benar berkutu," katanya.
Dikatakannya, yang melekat di terpal penutup beras dalam palka kapal itu bukan kutu melainkan buram. Buram itu, jelasnya, sejenis kotoran mirip kutu. Setelah beras dibongkar buram tersebut akan hilang ditiup angin.
Ditambahkannya, beras antar-pulau asal Pare-Pare milik Bulog Sumut itu sudah dibongkar oleh buruh sekitar pukul 15.00 WIB. "Proses bongkar muat sudah dilakukan sore sekitar pukul 15.00 WIB," tambahnya.
Berbeda dengan Rudi, Mualim I KM Tanto Ananda, Bagio kepada wartawan membenarkan 5.000 ton beras Bulog yang mereka bawa dari Pare-Pare Sulsel mengandung hama kutu.
Dia membantah, KM Tanto Ananda tidak laik layar. "KM Tanto Ananda laik layar makanya Syahbandar Pare-Pare memberi izin berlayar," katanya.
Namun dia mengakui, pelayaran dari Pare-Pare yang seharusnya memakan waktu 7 hingga 10 hari mereka tempuh selama 26 hari akibat ombak besar. "Kami sempat berlindung di Kota Baru Pulau Rata Kalimantan Tengah karena ombak besar menghantam badan kapal," katanya membari menambahkan petugas Bulog sudah datang ke kapal mengambil sampel.
Terpisah, Asisten Manajer Hukum dan Humas Pelindo I Cabang Belawan M Azmi Jauhari mengatakan, buruh tidak mau melakukan pembongkaran beras milik Bulog Sumut tersebut karena mengandung kutu dan mengeluarkan aroma tak sedap. Buruh baru mau melakukan pembongkaran jika pemilik barang yang diwakili Perusahaan Bongkar Muat (PBM) bersedia memberi upah ekstra dan beras harus lebih dulu difumigasi. "Hingga Jumat sore belum ada kesepakatan antara pihak PBM dengan buruh sehingga proses bongkar muat belum dilaksanakan," ujarnya.
http://www.medanbisnisdaily.com/new/news/read/2013/02/02/10471/diduga_berkutu_beras_bulog_sempat_tertahan/#.UQ2Pwmc2vdU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar