8 Januari 2013
RMOL. Gagasan swasembada pangan nampaknya benar-benar menjadi
isapan jempol. Pada tahun 2012, realisasi impor beras telah menembus dua
juta ton. Tahun ini, sebagaimana diungkap oleh Direktur Utama Perum
Bulog, Indonesia mau kembali mengimpor beras sebesar 670 ribu ton.
Terkait
rencana ini, Wakil Ketua Umum Gerindra, Fdali Zon pun menegaskan bahwa
kebijakan impor beras ini harus dicegah, apalagi Indonesia merupakan
negara agraris. Di saat yang sama, ada kontradiksi dari data pemerintah
sebab dengan perencanaan peningkatan target 10 juta ton beras per tahun,
seharusnya tak perlu lagi impor beras.
Bahkan Kementerian
Pertanian sendiri menyatakan produksi beras meningkat menjadi sebanyak
39 juta ton dengan total konsumsi 34-35 juta ton.
"Berarti masih
ada surplus lima juta ton. Kalau sudah surplus, buat apa impor beras
lagi? Ini merugikan petani yang telah kerja keras dalam proses produksi.
Jika terus-menerus impor, harga di pasaran bisa menjadi liar. Lebih
jauh, kita semakin kehilangan kedaulatan pangan," kata Fadli, yang juga
Sekjen Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Selasa, 8/1).
Fadli
pun menduga di balik impor beras juga seringkali ada praktek perburuan
rente alias praktik korupsi. Karena itu, ia meminta dengan tegas agar
kebijakan impor beras ditinjau ulang dan dihentikan.
"Pemerintah
harus membuat perencanaan yang matang dan melakukan koordinasi intensif
antara Kementerian Pertanian dan Bulog, serta stakeholder lainnya,"
saran Fadli.
http://www.rmol.co/read/2013/01/08/93186/IMPOR-BERAS,-Fadli-Zon%3A-Stop-Impor-Beras!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar