Selasa, 08 Januari 2013

Rencana Impor Beras Disinyalir Jadi Ajang Perburuan Rente

8 Januari 2013

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Dirut Perum Bulog Sutarto Alimoeso berencana melakukan impor beras di 2013 sebesar 670 ribu ton. Sementara realisasi impor tahun lalu hampir menembus 2 juta ton.
Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra yang juga Sekjen DPP HKTI Fadli Zon menyerukan agar kebijakan impor dicegah. Indonesia, kata Fadli,  sebagai negara agraris sebenarnya tidak memerlukan  impor.
"Ada kontradiksi dari data pemerintah sendiri. Dengan perencanaan peningkatan target 10 juta ton pertahun, seharusnya tak perlu lagi impor beras. Bahkan, Kementerian Pertanian sendiri menyatakan produksi beras meningkat menjadi sebanyak 39 juta ton dengan total konsumsi 34-35 juta ton. Berarti masih ada surplus 5 juta ton," ungkap Fadli Zon dalam rilisnya kepada Tribunnews.com, Selasa (8/1/2013).
"Kalau sudah surplus, buat apa impor beras lagi? Ini merugikan petani yang telah kerja keras dalam proses produksi," Fadli mengingatkan.
Jika terus-menerus impor, lanjutnya lagi, harga di pasaran bisa menjadi liar. Lebih jauh, bangsa Indonesia diyakininya akan semakin kehilangan kedaulatan pangan.
"Saya menduga dibalik impor beras ini seringkali ada praktek perburuan rente alias praktik korupsi. Karena itu stop impor beras," Fadli menegaskan kembali.
Apapun argumentasinya, kebijakan impor beras harus ditinjau ulang dan dihentikan. Pemerintah harus membuat perencanaan yang matang dan melakukan koordinasi intensif antara Kementerian Pertanian dan Bulog, serta stakeholder lainnya.

http://www.tribunnews.com/2013/01/08/rencana-impor-beras-disinyalir-jadi-ajang-perburuan-rente 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar