Jumat, 04 Januari 2013

Bulog kembali wacanakan impor beras

4 Januari 2013

JAKARTA-Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) tetap mempertimbangan rencana impor beras 2013 meskipun stok beras 2012 masih cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Stok beras nasional 2012 mencapai 2.276.505 ton atau mampu mencukupi kebutuhan untuk delapan bulan penyaluran rutin. 

Direktur Utama Perum Bulog, Sutarto Alimoeso mengakui bahwa stok beras sebanyak itu juga telah memenuhi stok beras minimal Bulog yang diharuskan berada di posisi 2,2 juta ton. "Stok beras di Bulog harus minimal 2,2 juta ton. Kalau kurang, baru kita boleh impor," kata dia, saat jumpa pers kinerja 2012 di Jakarta, Kamis (3/13).

Ia mengatakan, perkembangan harga beras, menjadi salah satu faktor pendorong impor. Harga beras, kata Sutarto, ditentukan dari permintaan dan penawaran.

Harga tersebut juga mempengaruhi harga pokok penjualan (HPP) beras dari Bulog ke petani yang sebesar sebesar 6.600 rupiah perkilogram. Misalnya pada musim paceklik, yang biasa terjadi sekitar Februari-Maret, HPP bisa mencapai 7.600 rupiah perkilogram untuk beras kualitas medium. "Itu untuk harga grosir, harga di lapangannya bisa bertambah 900-1.000 rupiah perkilogram," tambahnya.

Faktor lain yang juga menentukan Bulog akan mengimpor beras atau tidak adalah produksi beras yang bergantung pada kondisi cuaca. Gagal panen akibat musim paceklik, menurut Sutarto, akan mempengaruhi produksi beras.
"Kalau produksi baik, pengadaan dalam negeri juga akan bagus sehingga kita tidak perlu impor. Kalau kita bisa memenuhi kebutuhan sendiri untuk apa impor," tukasnya.

Terkait realiasasi pengadaan beras dalam negeri tahunan, Soetarto mengatakan pada 2012 pengadaan beras mencapai 3.664.240 ton, naik 210 persen jika dibandingkan dengan 2011 yang hanya mencapai 1.742.480 ton.

Untuk dapat mempertahankan pengadaan beras dalam negeri, Bulog berupaya untuk terus meningkatkan strategi seperti dorong tarik, jaringan semut, insentif dan on farm (kerja sama dengan petani sejak proses menanam di sawah sehingga hasil panen bisa langsung dibeli Bulog).

Pada 2013, kata Sutarto, Bulog menargetkan bisa mempertahankan stok beras di atas dua juta ton dengan rincian penyediaan pengadaan dalam dan luar negeri sebesar 6.410.643 ton serta penyaluran PSO (public service obligation) dan penjualan komersial sebesar 4.171.294 ton.

"Dengan demikian sampai akhir 2013, stok akhir Bulog sesuai dengan RKAP 2013 (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) mencapai 2.239.349 ton beras," katanya.

Sawah Baru
Secara terpisah, Deputi Menteri BUMN Bidang Industri Primer, Zamkhani mengatakan, Kementerian BUMN melalui PT Sang Hyang Seri (Persero) mulai merealisasikan pencetakan sawah baru seluas 3.000 hektare untuk tanaman padi di Ketapang, Kalimantan Barat.

"Pencetakan sawah baru seluas 3.000 hektare ini merupakan yang pertama dari program pemerintah yang akan mencetak sawah baru seluas 100.000 hektare sampai dengan tahun 2014," kata dia.

Menurut Zamkhani, pengerjaan pencetakan sawah baru tersebut melibatkan sejumlah BUMN yang disesuaikan dengna bidangnya, misalnya ahli irigasi, penyediaan bibit, infrastruktur dan konsultan seperti Brantas Abipraya, Indra Karya, dan Yodya Karya. "Semua potensi BUMN terkait dengan penanaman padi kita kerahkan. Ada "keroyokan" di sana," ujarnya. aan/E-3

http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/109507

Tidak ada komentar:

Posting Komentar