Sabtu, 05 Januari 2013

Bulog akan Impor Kedelai 400 Ribu Ton

4 Januari 2013

Metrotvnews, Jakarta: Kendati masih menunggu regulasi pemerintah untuk menjalankan tugas sebagai stabilisator harga dan stok kedelai di dalam negeri, Perum Bulog telah memasukkan rencana kerja untuk mengimpor kedelai pada tahun ini.

Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan, hingga kini pihaknya masih menunggu regulasi pemerintah berupa Peraturan Presiden (Perpres) yang mengatur revitalisasi Bulog sebagai stabilisator komoditas beras, kedelai, dan gula.

“Perpres belum keluar, mungkin ada kaitannya dengan bagaimana sekecilnya menggunakan APBN,” kata Sutarto, di Jakarta, Jumat (4/1).

Kendati belum ada payung hukum revitalisasi Bulog sebagai pengendali komoditas kedelai dan gula, tapi Sutarto sudah memasukkan rencana kerja untuk mengimpor kedelai tahun ini. Dalam rencana kerja tahun ini, Perum Bulog akan mengimpor 400 ribu ton kedelai dan akan menjual kedelai hingga 300 ribu ton. Sehingga masih ada 100 ribu ton kedelai sebagai stok nasional.

Sutarto pun mengaku pihaknya tengah melakukan pembicaraan dengan gabungan pengusaha koperasi tahu tempe, perbankan dan eksportir negara asal seperti Amerika Serikat dan Brasil. Menurutnya, untuk pengadaan kedelai, Perum Bulog tidak akan bekerja sama dengan importir tetapi langsung ke eksportir negara asal seperti Amerika Serikat dan Brazil.

“Masalahnya kedelai ini tidak bisa bertahan lebih dari tiga bulan. Jadi harus jelas begitu impor ke mana penyalurannya,” kata dia.

Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan mengatakan, secara teknis Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan sudah menyiapkan kajian untuk penetapan harga pembelian pemerintah dan harga penjualan pemerintah atau HPP. Namun, kata Rusman, hasil kajian dan rekomendasi HPP ini masih diverifikasi oleh Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan.

“Sekarang masih dikaji fiskalnya karena jangan sampai implikasi membebani anggaran. Nanti akan dicari bagaimana toleransinya,” kata Rusman saat ditemui usai penandatanganan MoU dengan Kementerian Perdagangan dan Polri, di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta,  Jumat (4/1).

Rusman melanjutkan, pihaknya tidak mempermasalahkan jika Bulog akan impor kedelai karena memang menjadi tugas Bulog untuk menjaga stabilisasi harga kedelai. Menurut dia, akan lebih mudah jika harga kedelai dunia sedang murah, karena dengan begitu pemerintah tidak perlu mengeluarkan subsidi harga kedelai. Namun, Bulog akan kesulitan jika harga kedelai melambung tinggi.

“Katakanlah harga kedelai dunia lagi murah Rp 5.000 per kilogram, dijual oleh Bulog Rp 6.000, tapi Bulog beli kedelai petani dengan harga Rp 7.000 per kilogram. Ini kan berarti tidak perlu ada anggaran negara karena untung Bulog dari impor untuk subsidi harga kedelai petani,” tutur Rusman.

Direktur Budidaya aneka kacang dan umbi Kementerian Pertanian Maman Suherman menambahkan, pihaknya masih terus melakukan rapat koordinasi harga pokok pembelian (HPP) kedelai dengan kementerian terkait lainnya.

"Kami usulkan HPP Rp 7.000-7.500 per kilogram. Saat ini harga kedelai cukup bagus Rp 6.500 per kilogram. Nanti kalau ada HPP sekitar Rp 7.000-7.500 itu akan memacu lagi perkembangan produksi kedelai," kata Maman, Jumat (4/1), di Jakarta.

Maman mengungkapkan, pihaknya akan fokus di sektor budidaya yang menunjukkan lokasi daerah sentra produksi dan perkembangan harga di daerah sebagai dasar kebijakan HPP.

"Kami akan mendorong perluasan areal. Misalnya, Aceh kita akan kembangkan. Kemudian Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, NTB, dan Sulawesi Selatan. Total kita perkirakan ada tambahan 220 ribu hektare," ungkapnya.

http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/01/04/2/120370/Bulog-akan-Impor-Kedelai-400-Ribu-Ton

Tidak ada komentar:

Posting Komentar