Sabtu, 05 Januari 2013

Anggota DPR Bingung Terkait Kebijakan Impor Beras

4 Januari 2013

BANDUNG, (PRLM).- Anggota DPR merasa bingung dengan kebijakan impor beras yang besar, padahal produksi dan serapan beras petani sudah baik. Dalam data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), Kamis (3/1/2012) sepanjang tahun 2012 Indonesia masih melakukan impor beras dari berbagai negara Asia.
"Secara kumulatif dari mulai Januari - November 2012 hampir mencapai 1,326 juta ton atau senilai US$ 719 juta. Khusus bulan November 2012, impor beras tercatat sebesar 220 ribu ton atau senilai US$ 102,4 juta," kata Anggota Komisi IV DPR, Ma'mur Hasanuddin, kepada "PRLM", Jumat (4/1/2013).
BPS mencatat angka tersebut naik cukup signifikan dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. "Di lain pihak serapan bulog selama tahun 2012 mencapai angka 3,6 juta ton. Di sisi lain importasi beras tercatat 1,3 juta ton maka total cadangan beras dalam negeri mencapai 4,9 juta ton," katanya.
Kondisi itu memprihatinkan karena angka serapan yang tinggi, tidak menurunkan jumlah import beras secara signifikan. ”Kita harus cermat dalam melihat seluruh angka import beras terhadap kemampuan produksi dalam negeri, karena pada dasarnya akan mempengaruhi struktur stok perberasan nasional. Bulog mengklaim bahwa serapan mereka melampaui target sebesar 3,6 juta ton, begitu pun dengan Kementerian pertanian menyatakan bawah surplus beras mencapai 5,73 juta ton namun mengapa disisi lain angka import beras tetap tinggi,” ujarnya

http://www.pikiran-rakyat.com/node/217599

Tidak ada komentar:

Posting Komentar