Jumat, 21 Desember 2012

PKS Curiga, BPK Harus Cek Penyimpangan di Balik Impor Pangan

21/12/2012

RMOL. Krisis kedaulatan pangan yang diiringi kegemaran impor bahan pangan oleh pemerintah, adalah salah satu isu yang paling disorot Partai Keadilan Sejahtera sepanjang 2012 ini. 

Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, total impor singkong oleh Indonesia sampai Oktober 2012 mencapai 13.300 ton. Impor singkong sepanjang 10 bulan terakhir dari tiga negara yakni China, Thailand, dan Vietnam mencapai nilai Rp 32 miliar. Menurut catatan, di periode 2000-2011, rata-rata impor singkong sebesar 146.055 ton per tahun.

Ketua Fraksi PKS, Hidayat Nur Wahid, mengaskan keprihatinan PKS seputar kebijakan pangan itu dalam agenda refleksi 2012 di kawasan Senayan, Jakarta (Jumat, 21/12).

Banjir buah dan sayuran impor dari China, Amerika Serikat, Thailand, India dan negara lain tak hanya masuk ke supermarket besar dan kecil.

"Tapi masuk juga ke pasar-pasar tradisional di daerah terpencil," sesalnya.

Hal ini, lanjut Hidayat, kemungkinan diikuti impor beras tahun depan, Bulog telah melaksanakan impor beras sebesar 1,8 juta ton dan 1 juta ton pada 2012. Menurut Hidayat, manajemen stok Perum Bulog yang berjalan selama ini tidak berpihak pada petani.

"Perum Bulog tidak berpihak pada petani, Bulog melakukan impor beras yang dilakukan bukan karena produksi beras nasional merosot," ungkapnya.

Fraksi PKS mendukung penuh pelaksanaan audit BPK yang obyektif atas kebijakan impor beras. Menurut Hidayat, audit itu sangat penting untuk mengetahui apakah terdapat penyimpangan atau tidak.

"Fraksi PKS menginginkan pemerintah maksimalkan potensi dalam negeri dalam pemenuhan pangan nasional," pungkasnya. [ald]

http://polhukam.rmol.co/read/2012/12/21/90923/PKS-Curiga,-BPK-Harus-Cek-Penyimpangan-di-Balik-Impor-Pangan-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar