Rabu, 26 Desember 2012

MOHAMMAD MAKSUM MACHFOEDZ : Importasi Daging Menghianati Nahdliyiin

24 Desember 2012

Penghujung 2012, semangat swasembada daging sapi masih terus dikumandangkan dengan optimistis. Dan itulah harapan Presiden SBY untuk bisa merealisir targetnya untuk swasembada pada tahun 2012. Optimisme ini ditunjang oleh rapinya road map dengan skenario pengambangan yang memadai. Pasti, tidak seorang pun rela menyaksikan keswasembadaan ini mundur lagi untuk ke sekian kalinya, kecuali para komprador. Republik ini masih bernama Republik Indonesia dan tidak pernah akan menjadi Republik Undur-Undur.

Dalam perjalanan programatik ternyata harapan Presiden acapkali dikebiri oleh teman sendiri, atau lebih tepatnya para pembantunya dalam jajaran KIB, Kabinet Indonesia Bersatu. Ketika dicanangkan program pengurangan importasi daging sapi, persapian nasional dihentakkan oleh perilaku spekulatif lapangan yang memopermainkan pasar, dilengkapi dengan segala demo dan parodi menuntut kran import dibuka lebih lebar lagi. Dan celakanya, parodi itu bersambut dengan paduan suara KIB-II untuk melonggarkan kembali importasi daging beku dan bakalan.

Terasa mengejutkan sekali ketika pada hari ini kementerian teknis yang harusnya membantu Presiden untuk swasembada daging sapi ini justru memasung tujuan mulia kedaulatan dan kemandirian pangan SBY dengan membangga-banggakan  ulah pengamanan stok daging sapi dengan memberikan izin importasi daging sapi bagi 64 perusahaan. Bukan main besar jumlahnya, 64 perusahan importasi. Permainan pasar memang merangsang lajunya importasi.

Jelas sekali menanggapi berita tersebut, PBNU menyayangkan simpang siur programasi dan ketidakjelasan target pembangunan nasional, dalam hal ini swasembada daging sapi. Program mulia yang  seharusnya didukung dengan satunya kata dan perbuatan pada tingkat KIB ternyata omong kosong belaka. Importasi dibangga-banggakan, sementara benah produksi sedang intensif dibenahi dengan janji-janji meyakinkan. Swasembada, pada satu sisi digerakkan dengan semangat 45, dalam perjalanan terantuk oleh kebijakan kontra produktif.

Dengan keputusan yang menggembirakan para importir dan pencetak rente ekonomi ini, pertanyaan besarnya muncul: lantas bagaimana rasionalitas swasembada daging sapi 2014? Jawabannya sudah sangat jelas pada hari ini, bahwa swasembada 2014 ternyata hanya akan menjadi basa-basi politik menjelang Pemilu 2014. Buktinya, mudah sekali penggembosan dilakukan oleh diri sendiri KIB menyertai kampanye bertubi-tubi swasembada daging sapi.

Sungguh sebuah bencana kebangsaan ketika para penyelenggara negara tidak pernah bisa membangun konsistensi kebijakan yang senantiasa searah dengan garis besar yang telah dicanangkan oleh dirinya sendiri, sekaligus mengingkari mandat yang digariskan Pak SBY. Ternyata keputusan KIB cenderung lebih membuat senang para pemilik uang dengan syahwat rentenya daripada menonjolkan konsistensi dan ketaatan target pembangunan nasional. Inkonsistensi ini sekaligus merupakan indikasi sistematis pengkhianatan terhadap petani, yang mayoritasnya adalah Nahdliyin. Keputusan kontraprodukti ini bagi PBNU mestinya dihindari.

Lain janji, lain pula yang realisasinya. Swasembada daging telah dikebiri, pasti mundur lagi. Bisakan keputusan instan seperti ini disebut sebagai penuh inkonsistensi dan "esuk tempe sore dele"?  Negara sungguh sedang bermain dalam jebakan hipokrisi. Na’udzu billaah.


* Penulis adalah Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)

http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,4-id,41380-lang,id-c,kolom-t,Importasi+Daging+Menghianati+Nahdliyiin-.phpx 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar