Minggu, 23 Desember 2012

Khofifah: Pertumbuhan Bagus, Pemerataan Jelek

22 Desember 2012

Surabaya, NU Online
Adalah Ketua Umum PP Muslimat NU Hj Khofifah Indar Parawansa yang mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2012 cukup bagus, bahkan tahun 2013 ditarget 6,5 persen, sedangkan Jawa Timur justru melampaui target nasional, yakni 7,5 persen.

"Ya, pertumbuhan memang bagus, tapi pemerataan masih jelek. Buat apa pertumbuhan ekonomi bagus, misalnya dengan adanya PT Freeport sejak tahun 1970-an, tapi masyarakat Timika hingga sekarang masih miskin. Jadi, pemerataan itu jauh lebih penting," ucap mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan itu di Surabaya (20/12/2012).

Di hadapan sejumlah peserta seminar nasional "Kepemimpinan Pemuda: Menciptakan Tatanan Sosial dan Politik yang Pro-Rakyat" yang diadakan Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) IAIN Sunan Ampel Surabaya itu, Khofifah menyatakan kalangan yang tidak memihak rakyat dan tergoda kekuasaan itu bukan hanya politisi dan birokrat, tapi juga kalangan akademisi.

"Akademisi yang jadi pejabat itu langsung mendadak lupa kepada rakyat, bahkan ada geolog yang mengumumkan bahwa tambang yang ditemukan di Halmahera Selatan adalah tembagapura, padahal tambang sebenarnya adalah emas, intan, dan platinum (emas putih)," ujarnya dalam seminar yang juga menampilkan Wakil Wali Kota Surabaya Bambang DH (PDIP) dan Dr Akhmad Muzakki (Ketua LP Maarif NU Jatim) itu.

Tidak hanya itu, kalangan akademisi juga "mengamini" data pemerintah bahwa kemiskinan itu tinggal 13,3 persen, padahal data itu mengacu pada jumlah penduduk berpenghasilan minimal 1 dolar AS.
"Kalau acuannya mengikuti Bank Dunia yang menggunakan standar kemiskinan dengan minimal 2,5 dolar AS, maka kemiskinan kita masih puluhan juta orang. Tapi, ada yang lebih penting dari sekadar angka kemiskinan yang banyak atau sedikit, yakni pemerataan masih belum dijadikan fokus," kilahnya.

Bahkan, realitas yang lebih parah adalah impor garam, padahal Indonesia merupakan negara kepulauan. Atau, impor beras, jagung, dan singkong, padahal Indonesia merupakan negara agraris.

"Jadi, bukan hanya komitmen kepada rakyat yang tidak ada, melainkan komitmen kepada mayoritas rakyat juga tidak ada, yakni masyarakat petani. Di Malaysia, pemerintah memberi kebijakan khusus bagi anak-anak petani untuk mendapatkan beasiswa pendidikan. Nah, pemerataan itu membutuhkan komitmen dari para pemimpin," tuturnya.

http://nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,41393-lang,id-c,nasional-t,Khofifah++Pertumbuhan+Bagus++Pemerataan+Jelek-.phpx

Tidak ada komentar:

Posting Komentar