Bupati Merauke Larang Bulog Datangkan Beras dari Luar
Apalagi,
pada musim gadu tahun 2012 ini, ungkap Bupati, hasil produksi petani
jauh lebih besar dibandingkan musim rendengan awal bulan April lalu.
Larangan bagi Bulog Merauke ini, disampaikan Bupati Romanus Mbaraka
saat berbincang-bincang dengan sejumlah petani SP IV, Kampung Waninggap
Kai, Tanah Miring Merauke, Selasa ( 6/11).
Menurut
Bupati, selain panen petani pada musim gadu ini cukup besar, harga
beras juga cukup menjanjikan bagi petani. Sebab, harga beras saat ini
di pasaran Merauke diatas Rp 6.000. termasuk pembelian Bulog Merauke
diatas harga Rp 6.000, sehingga dengan hasil dan harga yang bagus itu
diharapkan dapat memberikan kesejahteraan bagi petani.
Meski
harga beras cukup bagus saat ini, namun Bupati Romanus
Mbaraka mengingatkan para petani untuk tidak menjual semua gabah atau
berasnya. Tapi harus ada stok untuk kebutuhan dalam keluarga. ‘’Jangan
sampai dijual semua, lalu kembali membeli beras. Harus ada yang
disimpan,’’ katanya mengingatkan.
Bupati
Romanus Mbaraka menjelaskan lebih jauh, hasil produksi petani Merauke
tersebut saat ini juga mulai dikirim 2.000 ton ke Fakfak dan 5000 ton
ke Kaimana untuk memenuhi permintaan dari kedua daerah itu.
Salah
satu petani meminta dan berharap agar harga pembelian beras Bulog
tersebut tidak disamaratakan di seluruh Indonesia karena ongkos produksi
di Merauke lebih besar ketimbang di luar Papua.
Menanggapi
itu, Bupati mengungkapkan dengan adanya bengkel kampung yang disiapkan
untuk mengolah sawah petani diharapkan biaya operasional tersebut bisa
ditekan sehingga petani tidak mengalami kerugian yang terlalu besar saat
gagal panen.
http://www.radarmerauke.com/2012/11/bupati-merauke-larang-bulog-datangkan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar