30 Oktober 2012
Jakarta, Kompas - Direktur Utama Perum Bulog Sutarto
Alimoeso mengatakan, stok beras Bulog harus diperkuat untuk
mengantisipasi dampak negatif mundurnya panen raya padi 2013. Dengan
merealisasikan impor beras 1 juta ton tahun ini, stok beras Bulog pada
akhir tahun 2 juta ton.
”Kalau mau ideal, Bulog butuh stok beras
akhir tahun 5 juta ton. Pertimbangannya, penduduk Indonesia besar dan
tersebar. Tetapi dari perhitungan yang dilakukan Bulog, stok 2 juta ton
di akhir tahun sudah memenuhi stok minimum untuk mengantisipasi defisit
produksi dan mundurnya panen raya padi di musim rendeng,” ujar Sutarto,
Senin (29/10), di Jakarta.
Sutarto mengatakan, dulu cadangan beras
pemerintah di Bulog hanya 500.000 ton. Universitas Gadjah Mada lalu
mengkaji perlunya menambah cadangan beras menjadi 1,25 juta ton. ”Akhir
tahun ini ada cadangan beras di Bulog 2 juta ton, dan itu cukup,”
katanya.
Untuk mencapai target stok beras 2 juta ton, impor 1 juta
ton diperlukan. Pengadaan beras Bulog dari produksi beras dalam negeri
harus realistis dan mempertimbangkan realitas peningkatan produksi beras
nasional. Tahun ini produksi padi nasional naik 3,2 persen. Pengadaan
beras Bulog 3,5 juta ton.
Guru Besar Sosial Ekonomi Industri
Pertanian Universitas Gadjah Mada M Maksum meminta pemerintah
menyediakan sarana pengering yang mudah diakses petani. Dengan demikian,
saat panen pada musim hujan, petani tidak kesulitan menjemur padi
sehingga kualitas beras tetap bagus dan harganya menguntungkan petani.
Sementara
itu petani di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, diimbau untuk mempercepat
masa tanam, yakni pada November hingga Desember. Hal tersebut dilakukan
untuk mengejar pasokan air pada musim hujan.
Kepala Bidang Tanaman
Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon Wasman mengatakan, petugas
dari dinas akan mulai melakukan sosialisasi kepada kepala desa dan camat
di wilayah Cirebon mengenai waktu tanam yang dipercepat pada musim tanam rendeng 2012-2013. Sosialisasi dilakukan sejak pekan ini.
Sementara
itu, hingga kini sekitar 2.598 hektar dari 25.000 hektar lahan sawah di
Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menjadi langganan banjir setiap musim
hujan.
Di Madiun, Jawa Timur, pengalihan fungsi lahan pertanian
produktif sulit dibendung. Akibatnya, luas sawah menyusut setiap tahun.
Hal itu mengancam produksi pangan dan ketahanan pangan masyarakat karena
mengandalkan pemenuhan kebutuhan pangan dari luar daerah Madiun.
http://cetak.kompas.com/read/2012/10/30/03160762/stok.beras.diperkuat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar