Senin, 15 Oktober 2012
TEMPO.CO, Jakarta– Majalah Tempo edisi Senin 15 Oktober
mengulas penyelewengan beras untuk masyarakat miskin terjadi di
berbagai lini. Beras yang dijual bermutu jelek dan tak layak konsumsi.
Subsidi belasan triliun rupiah tak tepat sasaran.
Audit Sosial
Program Raskin 2011-2012 dari Pusat Telaah dan Informasi Regional
(Pattiro) menyebutkan bahwa penyimpangan terjadi di 10 kota, yakni
Banda Aceh, Serang, Bandung Barat, Pekalongan, Surakarta, Gresik,
Jeneponto, Jayapura, Lombok Barat, serta Makassar.
Ketua tim
audit, Muhammad Fahazza, mengatakan bahwa program beras murah itu tak
tepat jumlah, harga, waktu, sasaran, kualitas, dan administrasi.
"Penyelewengan terjadi secara terbuka, diketahui aparat dan pejabat
pemangku kepentingan," katanya Senin pekan lalu.
Wakil Ketua
Komisi Badan Usaha Milik Negara Dewan Perwakilan Rakyat Aria Bima punya
cerita sendiri. Di gudang Perum Bulog di Cilacap, Purwokerto, Banyumas,
Purworejo, dan Kartosuro, dia pernah mendapati karung-karung beras penuh
kutu dan beras rusak. "Hanya layak dimakan oleh binatang," katanya Rabu
pekan lalu.
Rapor merah Raskin juga muncul dari Badan Pemeriksa
Keuangan. Hasil audit Program Raskin 2011 menyebutkan bahwa pemerintah
mengalami kelebihan pembayaran kepada Bulog sebesar Rp 435,114 miliar.
Subsidi
berdasarkan realisasi penyaluran beras murah senilai Rp 15,883 triliun,
tapi pemerintah membayar Rp 16,318 triliun. Sehingga BPK
merekomendasikan direksi Bulog agar membicarakan penyelesaian kelebihan
bayar itu dengan Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN.
Direktur
Komersial Bulog Abdul Karim punya pandangan berbeda soal kelebihan
bayar Rp 435 miliar. Dia menilai angka itu merupakan hasil efisiensi
distribusi beras murah. Uang itu, menurut dia, sepatutnya menjadi hak
Bulog dengan alasan pemerintah tak memberikan fee distribusi.
"BUMN lain yang menjalankan public service obligation mendapat fee,
mengapa Bulog tidak?" ujarnya. Selengkapnya baca Majalah Tempo.
JOBPIE SUGIHARTO, AKBAR TRI KURNIAWAN, EDI FAISOL (PEKALONGAN), AHMAD RAFIQ (SURAKARTA)
http://www.tempo.co/read/news/2012/10/15/090435660/Ramai-ramai-Menyelewengkan-Beras-Miskin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar