Selasa, 09 Oktober 2012

Perum Bulog Tolak Beras Lokal

Monday, 08 October 2012   
Tak Memenuhi Ketentuan yang Ditetapkan
KENDARINEWS.COM: Memasuki musim tanam harga beras lokal jenis beras Konawe, Ciliwung dan beras Kepala, cenderung turun, sekitar Rp.10 ribu. Sebelumnya, harga beras lokal dijual antara Rp. 355 ribu hingga Rp. 375 ribu per 50 kg. Namun saat ini dijual antara Rp. 345 ribu  hingga Rp. 365 ribu per 50 kg.


Untuk beras kepala special sebelumnya dijual Rp. 195 ribu saat ini dijual Rp.185 ribu per 25 kg dan beras kepala super dijual Rp. 190 ribu per 25 kg lebih rendah dari harga sebelumya Rp.200 ribu per 25 kg. Keluhan tersebut disampaikan salah seorang pedagang di pasar tradisional di Kendari, Sulawesi Tenggara, H. Basri.

Basri mengatakan, penurunan ini disebabkan Perum Bulog menolak beras lokal yang ada di beberapa daerah di Sulawesi Tenggara, petani akhirnya menjual di pasar tradisional dengan harga lebih murah dibanding harga penerimaan Perum Bulog.

“Semua jenis beras harganya turun, disebabkan Perum Bulog tolak beras lokal seperti beras dari beberapa kabupaten di Sulawesi Tenggara  (Sultra),  akibatnya, petani menjual beras di pasar tradisional, dengan harga lebih rendah dibanding harga penerimaan perum Bulog,” kata Basri di Pasar Tradisional Mandonga, Minggu, (7/10/2012).

Seperti yang ketahui harga penerimaan perum Bulog seharga Rp. 6600 per kg untuk seluruh jenis beras, diluar jenis beras kepala, sementara petani menjual di pasar tradisonal dengan harga Rp.6000 per kg.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Devisi Regional Bulog Sultra Sulaiman R. Aminudin mengatakan alasan beras petani ditolak adalah tidak memenuhi  kualitas, seperti, kadar air terlalu tinggi dan beras yang terlalu lama disimpan.

,"Kalau beras petani kita tolak, karena tidak memenuhi kualitas, seperti, kadar air terlalu tinggi atau berasnya sudah terlalu lama disimpang, lalu dijual kepada kami," terangnya.

Menurutnya, proknosa yang menjadi program perum Bulog Sultra sebesar 30 ribu ton. Saat ini, lanjut Sulaiman, pihaknya baru menerima 26,5 ribu ton. "Kita masih kekurangan sekitar 3.600 ton, ini kami target hingga November. Jadi kita tidak menolak beras petani kalau memenuhi standar kualitas penerimaan kami,"tegas kata Sulaiman.

Editor: Taya
Reporter: Mas’ud Jumana Bantaeng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar