Penulis : Hermas Effendi Prabowo | Sabtu, 27 Oktober 2012
JAKARTA, KOMPAS.com - Musim tanam padi diperkirakan
mundur dua bulan dari kondisi normal. Pemerintah diminta mengantisipasi
agar tidak berdampak pada produksi beras nasional dan daya beli petani
serta cadangan pangan nasional yang akan berdampak pada stabilisasi
harga. Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir
mengatakan itu, Sabtu (27/10/2012) saat dihubungi di Indramayu, Jawa
Barat. Musim tanam padi pada musim hujan tahun ini diperkirakan baru
akan mulai akhir November atau awal Desember 2012.
"Berdasarkan
ramalan BMKG, hujan baru akan mulai banyak awal November," katanya.
Turunnya hujan bulan November tidak bisa langsung dimanfaatkan petani
untuk mengolah lahan dan menanaminya. Butuh waktu agar air permukaan
(air hujan) dan air irigasi cukup untuk persiapan tanam. Itu berarti
musim tanam baru akan mulai serentak awal Desember. Hartono, petani dari
Lumajang, Jawa Timur mengatakan, musim tanam belum mulai karena petani
masih nunggu hujan. Hujan diperkirakan turun dua minggu lagi, untuk olah
lahan butuh sepuluh hari sehingga Desember baru mulai tanam.
"Semua
mundur musim tanam, di tempat kami bisa sebulan lebih mundurnya,"
katanya. Dia berharap mundurnya musim tanam padi ini bisa diantisipasi
oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah. Petani jagung di Lampung,
Jumadi mengatakan di daerahnya hujan baru turun dua kali. Ada sebagian
petani yang mencoba mengolah lahan dan menanaminya, tetapi benih jagung
terus busuk karena hujan tidak datang lagi. Bulan November ini
diperkirakan hujan akan turun. Dia berharap hujan mulai berlangsung
lebih sering agar petani langsung mulai tanam.
"Begitu November
hujan. Kita akan langsung tanami," katanya. Winarno menambahkan, di
Indramayu, Jawa Barat hujan baru turun sekali. Petani jelas tidak berani
menanam karena justru akan merugi. Di Indramayu, musim tanam serentak
diperkirakan awal Desember. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
(BMKG) memperkiraakan musim penghujan di Indonesia akan mengalami
keterlambatan akibat Badai El Nino yang berkekuatan lema, yang
mengurangi pasokan uap air dari Samudera Pasifik sebelah timur
Indonesia. Keterlambatan awal mulainya musim hujan berkisar 10 hari
sampai sebulan. Beberapa daerah yang sejauh ini masih mengalami
kekeringan akan memasuki musim penghujan pada akhir bulan Oktober.
Berdasarkan
data obeservasi BMKG, musim kemarau mulai terjadi pada bulan April di
32 persen wilayah Indonesia. Hingga Agustus ini, wilayah yang mengalami
musim kemarau tersebut terpantau telah mencapai 97 persen. Data Badan
Pusat Statistik menunjukkan, panen padi musim hujan menyumbang sekitar
60 persen dari produksi beras nasional. Selebihnya pada musim kemarau I
dan kemarau II. Mengacu data Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Kementerian Pertanian, dalam evaluasi prakiraan serangan organisme
pengganggu tumbuhan (OPT) utama padi 2011/2012 sasaran luas tanam padi
pada musim tanam 2011/2012 adalah 8.690.398 hektar.
Prakiraan
maksimum serangan OPT utama tanaman padi pada MT tersebut 251.256 hektar
atau 2,89 persen dari sasaran. Sampai Maret 2012, realisasi luas tanam
padi 6.848.945 hektar. Panen mulai Maret Winarno mengatakan, dengan
musim tanam awal Desember 2012, musim panen diperkirakan baru mulai
Maret 2013. Panen bulan Maret perlu untuk mengisi pasar dan menstabilkan
harga, sehingga Bulog diperkirakan baru bisa menyerap optimal pada
bulan April. Panen bulan Maret 2013 bertepatan dengan musim hujan. Bagi
petani yang tidak memiliki sarana pengering akan menghadapi masalah
serius penurunan kualitas gabah.
Harga gabah petani bisa anjlok.
Karena itu Kementerian Pertanian diminta untuk memetakan lokasi dan
kepemilikan sarana pengering agar mobilisasi bisa lebih mudah. Panen
pada musim hujan juga lebih memicu hama penyakit. Kondisi ini harus
diantisipasi pemerintah. Bagi petani yang daerahnya rentan terhadap
banjir, KTNA menganjurkan agar mereka menanam padi yang lebih tahan
rendaman. Paling tidak seminggu terendam air. Misalnya dengan menanam
padi varietas Inpari atau Inpara. Terkait pengadaan, para petani meminta
agar Bulog mengoptimalkan sarana pengering. Bulog juga diminta
responsif menjemput bola membeli gabah petani agar jangan sampai
harganya jatuh.
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/10/27/12492295/Musim.Tanam.Padi.Mundur.Dua.Bulan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar