Rabu, 10 Oktober 2012

Beras Bulog Bau dan Kotor Warga Tengah Tani Keluhkan Kualitas Raskin

Wednesday, October 10, 2012 | 7:00 AM
 KAB CIREBON (LJ) - Kualitas beras raskin yang dikirim Bulog Cirebon dikelukan warga Desa Dawuan, Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon. Sebab beras yang diterima warga kondisinya kotor dan bau, bahkan sudah terdapat ulat dari dalam karung beras tersebut.
 "Wajar saja jika kami keluhkan pengiriman beras dari Bulog ini, masa kami disuruh makan beras yang kotor dan bau serta sudah berulat," aku Aan, warga setempat kepada LINGKAR JABAR, kemarin.
Tak hanya dari sisi kualitas saja, pihak Bulog pun diduha telah melakukan pengurangan beras yang ada ditiap karungnya itu. Kenapa, karena dalam satu karung beras itu harusnya berisikan sebanyak 15 kilogram, namun faktanya di dalam satu karung itu telah terjadi pengurangan.
 "Setelah kami lakukan penimbangan ulang, ternyata isi dalam satu karung beras bulog itu hanya seberat 14,5 kilogram. Berarti Bulog sudah mengambil setiap karung beras 0,5 atau setengah kilogram," ujarnya.
Aan minta pihak bulog bertangungjawab atas masalah ini. Selain menganti kualitas beras yang sudah tidak layak dimakan itu, bulogpun harus mengembalikan kekurangan disetiap karung beras yang tidak sesuai pagu.
 "Kalau tidak mau masalah ini menjadi besar, kami ingin ada penarikan kembali terhadap beras yang sudah didistribusikan bulog kepada warga Desa Dawuan," tegasnya.
Sementara, kalangan LSM mengecam keras keberadaan bulog yang tega mendistribusikan beras raskin dengan kondisi sudah tidak layak untuk dikonsumsi manusia tersebut. 
 "Bulog Cirebon seharusnya cepat tanggap atas temuan beras raskin dengan kualitas rendah, karena tidak sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati, mestinya warga miskin tetap bisa mengkonsumsi beras berkualitas baik," kata Aan Suratman, Ketua LSM Masyarakat Peduli Reformasi Kabupaten Cirebon, yang didampingi anggotanya Robert kepada LINGKAR JABAR, kemarin.
Suratman menilai, pembagian beras raskin di Kabupaten Cirebon diduga timbangan setiap karung berkurang sekitar 0,5 kilogram, di Desa Dawuan Kecamatan Tengah Tani meneriman 10.800 kilogram beras raskin, terbagi menjadi 720 karung.
Pola penjualan beras raskin, lanjut Suratman, tidak menjual dengan ukuran kilogram, tapi berdasarkan karung atau plastik yang telah disediakan pemerintah desa setempat. "Makanya kejadian ini membuat warga miskin yang dirugikan," ujarnya.
Ia menambahkan, melihat data diatas kerugian, mencapai 310 kilogram setiap pengiriman untuk satu desa di Kabupaten Cirebon, hal tersebut penting untuk ditindak lanjuti berdasarkan hukum, karena ada dugaan pencurian. "Masalah ini memang harus dilaporkan kepada penegak hukum, soalnya banyak yang dirugikan dalam setiap kali pengiriman beras kepada warga," ungkapnya.
Terpisah, pelaksana raskin Sub Drive Bolog Cirebon, Dadang mengatakan, pihaknya akan segera mengganti beras yang telah dikirim tersebut serta mengganti kekurangan timbangan dan meminta kepada pihak pelaksana raskin didesa agar segera berkordinasi dengan kami," tukasnya. Was ( C.12 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar