Kamis, 06 September 2012

Raskin Busuk Dibagikan ke Warga

06 September 2012

JEMBER – Beras bersubsidi untuk warga miskin (raskin) yang dibagikan di Desa Sukorambi, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember tidak layak konsumsi.


Warga menyebutnya raskin yang mereka terima lebih layak dipakai pakan ternak. Warga pun terpaksa mencuci beras tersebut menggunakan sabun colek sebelum mengonsumsinya. Mereka kemudian beramai-ramai mengembalikan raskin tersebut kepada perangkat desa setempat. Menurut penuturan salah seorang warga,Faryatin, beras bersubsidi dari pemerintah yang baru diterimanya tersebut tampak berwarna kusam hampir kecoklatan dan berkualitas buruk.

”Warnanya tidak putih, tapi coklat kehitaman dan hancur serta baunya apek, terkadang ada kutunya,” kata Faryatin,kemarin. Ungkapan senada dikatakan warga yang lainnya,Nafisah.” Kami terpaksa mencuci beras itu dengan menggunakan sabun colek setiap kali akan memasaknya agar kelihatan putih dan harum ketika dimasak,”kata Nafisah. Nafisah dan Faryatin hidup di kampung tersebut bersama sekitar 50 kepala keluarga (KK) yang mendapat jatah raskin. Mereka mendapatkannya tidak gratis,namun harus membayar Rp2.000/kilogram (kg).

Setiap KK hanya mendapatkan jatah 3,5 kg. Ketua RT setempat,Syaiful, mengatakan, pihaknya tidak mampu berbuat banyak dengan kualitas beras raskin tersebut. Sebab pihaknya hanya bertugas menyalurkan raskin tersebut pada warga.Atas kejadian itu,Kepala Bulog Sub Divre IX Jember Alwi Amri mengatakan, sebenarnya pihak Bulog sudah memeriksa sebagian beras raskin yang akan disalurkan kepada masyarakat. ”Mungkin ada sebagian yang tidak kena sortir.Kalau memang ada warga yang me-nemukan beras kami jelek,silahkan kami siap menggantinya, 1 x 24 jam kita layani,”kata Alwi Amri.

Dia menambahkan, masyarakat diminta segera memberikan laporan kepada Bulog jika terjadi temuan beras yang rusak tersebut. ”Sehingga raskin yang diterima masyarakat bisa langsung diganti,”katanya. Meski begitu,Alwi mengatakan, raskin yang didistribusikan kepada masyarakat masih layak dikonsumsi dan tidak akan mengurangi rasa saat dimasak.” Kami mengakui hal itu karena tidak mungkin saya membongkar satu per satu karung yang ada di gudang. Untuk itu saya minta masyarakat langsung lapor kepada petugas yang ada untuk dilakukan penggantian berapapun yang rusak,”katanya.

Dia menambahkan, kuota penerima raskin di Jember berkurang 6.671 RTS (rumah tangga ssaran). Dari sebelumnya 237.300 RTS, kini tinggal 230.629 RTS berdasarkan pendataan program perlindungan sosial (PPLS) 2011 yang dilakukanBadanPusatStatistik( BPS). Menurutnya, tidak hanya Jember yang mengalami penurunan jumlah penerima raskin, namun penurunan jatah raskin juga terjadi di beberapa kabupaten di Jatim.Antara lain Kabupaten Bondowoso, Situbondo dan beberapa kabupaten di Madura. p juliatmoko 


http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/523955/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar