Jumat, 07 September 2012

Buruknya Kualitas Raskin Dibeberapa Subdivre


07 September 2012
Jakarta_BARAK - Potret buruk pengelolaan Beras Miskin (Raskin) dibeberapa daerah belakangan ini, semakin dikeluhkan oleh warga penerima manfaat Raskin. Dalam beberapa waktu terakhir, penyaluran Raskin yang diduga Tidak Memenuhi Syarat (TMS) atau berkualitas buruk, setidaknya terdapat dibeberapa daerah seperti di Kabupaten Jember, Tangerang, Buleleng, Majene, Garut, dan Karawang. Hingga saat ini, kinerja enam Kepala Subdivre Bulog disejumlah wilayah tersebut masih menjadi perhatian serius dari berbagai kalangan.
Seperti halnya temuan Raskin berkualitas buruk di Desa Sukorambi, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember (Sindonews.com-(5/8/2012)). Warga mengungkapkan, Raskin yang mereka terima lebih layak dipakai untuk pakan ternak. Warga pun terpaksa mencuci beras tersebut menggunakan sabun colek sebelum mengonsumsinya. Mereka kemudian beramai- ramai mengembalikan Raskin tersebut kepada perangkat desa setempat.
Beras Raskin berkualitas buruk juga dikeluhkan oleh ratusan warga penerima manfaat Raskin di Kelurahan Kenanga, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang (Warta Kota-(31/8/2012)).
Selain berwarna kuning, Raskin yang disalurkan Bulog Subdivre Tangerang itu juga berkutu. "Parah sekali Mas, rasanya tak bisa dikonsumsi. Masa berasnya berwarna kuning dan berkutu," ujar Marni, warga RT.04/01, Kelurahan Kenanga.
Menurut Marni, agar bisa dikonsumsi, beras Bulog itu, maka dirinya harus mengoplos dengan beras yang berkualitas jauh lebih baik. "Saya jadi beli beras lagi di pasar untuk mengoplosnya. Karena kalau tidak, ya tidak bisa dikonsumsi," ucapnya.
Dalam sebuah tulisannya (17/7/2012), mantan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tangerang yang kini telah menjadi anggota DPRD Kota Tangsel mengungkapkan, bahwa di Kabupaten warga Tangerang hanya memperoleh Raskin dua atau tiga kali dalam setahun, itupun berasnya berkualitas buruk.
Lalu beras Raskin berkualitas buruk juga dikeluhkan oleh penerima Raskin di Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Bali (20/8/2012). Masyarakat penerima manfaat Raskin tersebut bahkan menolak jatah beras Raskin-nya, karena mutunya yang sangat buruk. Beras yang dibagikan tidak layak konsumsi dan kodisinya sudah remuk disertai kutu-kutu.
“Selain warga kami, penolakan juga dilakukan oleh warga di Kelurahan Seririt, Kecamatan Seririt. Mereka juga menolak Raskin yang disalurkan Bulog, lantaran tidak layak dikonsumsi,” ujar Kepala Desa (Perbekel) Bengkala, Made Astika.
Keluhan atas buruknya kualitas beras Raskin yang salurkan Subdivre Bulog setempat juga dilakukan oleh warga lingkungan Rangas, Kelurahan Rangas, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, (31/7/2012). Mereka menolak Raskin karena kualitasnya sangat buruk dan tidak layak konsumsi.
Salah Seorang Warga, Asdi, mengatakan, warga sangat kecewa dengan jatah Raskin yang mereka dapat tersebut. Karena selain banyak yang hancur, beras juga sebagian berwarna kuning dan kehitam- hitaman. “Kami sangat kecewa dan menyayangkan sikap pihak terkait yang tetap membagikan beras tidak layak konsumsi ini. Sebab beras tersebut diduga sudah lama di gudang dan baru dibagikan,” ujar Asdi kepada Upeks. Ia menambahkan, selain berwarna kuning dan kehitaman, pada beras tersebut juga ditemukan banyak belatung dan berbau.
Tak berhenti sampai disitu, warga RW.03 Kelurahan Kota Wetan, Kecamatan Garut Kota, Kabuaten Garut juga mengeluhkan buruknya kualitas Raskin, (20/6/2012). Warga kecewa lantaran beras yang mereka terima ternyata kotor dan dipenuhi kutu. Namun, desakan kebutuhan membuat mereka terpaksa tetap memasak beras tersebut setelah dibersihkan.
Ketua RW.03, Pepen Supendi mengatakan, dirinya mengetahui buruknya kualitas raskin tersebut setelah menerima laporan dari warganya. “Setelah saya periksa, ternyata beras tersebut memang kotor dan penuh kutu. Tidak hanya yang dikemas dalam karung, beras yang sudah dikemas plastik pun banyak kutunya,” ujar Pepen.
Kemudian keluhan juga disampaikan oleh warga dibeberapa desa di Kabupaten Karawang, (6/8/2012). Warga mengeluhkan kualitas Raskin yang ditengarai bau apek dan dikerumuti kutu yang menjijikan. Kondisi ini diduga akibat beras kurangnya pengawasan dari pihak Bulog Pemkab Karawang sendiri.
Hal itu terjadi di Kelurahan Tanjung Mekar, Kecamatan Karawang Barat. Saat pendistribusian Raskin di kantor kelurahan, Senin (6/8), masyarakat setempat dikagetkan dengan banyaknya kutu, kendati beras tersebut masih dalam karung yang bersegel. Menurut Aja, RT.04, Kampung Tanjung Mekar, Kelurahan Tanjung Mekar, sebanyak 50 kilogram Raskin untuk dibagikan ke wilayahnya, ternyata sudah terkontaminasi kutu. Lanjut Aja, masyarakat merasa kecewa dengan pendistribusian Raskin yang dilakukan Bulog. “Kutunya tidak begitu banyak kelihatan, karena posisinya sengaja dibuka diruangan. Namun kalau beras ini ditutup, kutu- kutunya keluar banyak,” kata Aja. (Yun)*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar