Senin, 03 September 2012

Beras Raskin Berkutu & Kuning

2 September 2012

Ratusan warga di Kelurahan Kenanga, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang, mengeluhkan kualitas beras untuk warga miskin (raskin) yang sangat jelek. Beras tersebut selain berwarna kuning juga berkutu.

Meskipun kualitas raskin itu buruk, warga Kelurahan Kenanga tetap mengonsumsinya. Mereka harus menyiasati seperti dengan cara mengoplos. Akan tetapi, ada sebagian dari mereka yang enggan membelinya. "Parah sekali mas, rasanya tak bisa dikonsumsi. Masak berasnya berwarna kuning dan berkutu," ucap Marni, warga di RT 04/01, ketika ditemui Warta Kota, Jumat (31/8).

Menurut Marni, agar bisa dikonsumsi, dirinya harus mengoplos beras Bulog itu dengan beras yang berkualitas jauh lebih baik. "Saya jadi beli beras lagi di pasar, untuk mengoplosnya. Karena kalau tidak, tak bisa dikonsumsi," ucapnya.

Salbini, warga lainnya, mengatakan bahwa beras raskin yang mereka beli seharga Rp 24.000/karung (15 kilogram, @ Rp 1.600/kilogram) di kantor Kelurahan Kenanga, adalah jatah beras bulan Juni. "Biasanya tiap bulan kami dapat jatah raskin, tapi sudah tiga bulan baru dapat sekarang. Ternyata kualitasnya juga jelek," ucapnya.

Indarwati, Kasie Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Kenanga menyatakan, pihaknya tidak tahu persis kualitas beras Bulog itu. Sebab pihaknya hanya menerima dan mendistribusikan beras itu kepada warga. "Beras ini sudah dikemas oleh Bulog sebanyak 15 kilogram tiap karungnya. Pas dikirim, saya memang tidak memeriksa berasnya," ucap Indarwati.

Saat membuka dan melihat beras raskin itu, Indarwati tampak terkejut. "Betul ya mas, berasnya kok kuning dan berkutu," ujarnya sambil melihat genggaman beras di tangannya.

Mengenai keterlambatan pengiriman hingga tiga bulan, kata Indarwati, hal itu disebabkan adanya perubahan jumlah RTS (rumah tangga sasaran). Dari semula 372, kini menjadi 489 RTS. "Karena ada penambahan jumlah RTS itu, maka dilakukan verifikasi ulang. Ini yang mengakibatkan pendistribusian terlambat hingga tiga bulan," ucapnya.

Sementara warga Kronjo, Kabupaten Tangerang, mengeluhkan harga raskin yang tidak sesuai ketentuan pemerintah yakni Rp 1.600/kilogram. "Masak beras raskin dijual Rp 2.000/kilogram? Saya juga bingung kenapa harga di sini lebih mahal," ujar Darsono.

Menurut Darsono, penjualan raskin dengan harga mahal terjadi selama bertahun-tahun. Hanya saja, warga penerima raskin tidak bisa berbuat banyak lantaran tidak mengetahui harga sebenarnya yang dianjurkan pemerintah.

Kepala Desa Kronjo, Dedy Supriyadi, mengatakan, harga raskin sebesar Rp 2.000/kilogram di desanya masih lebih murah di banding desa lain yang menjual dengan harga Rp. 2.500/kilogram. "Kalau menjual sesuai aturan pemerintah jelas tidak mungkin. Raskin tidak mesti harus dijual sesuai anjuran," ujarnya.

Menurut Deddy, selama ini warga juga tak pernah protes dengan harga raskin. Warga tetap membeli meski di atas harga yang ditentukan pemerintah. "Tidak ada yang protes warga dengan harga segitu. Sepertinya malah orang lain yang repot dengan saya karena menjual raskin dengan harga segitu," katanya. BK/vv

http://www.wartakotalive.com/detil/berita/97010/Beras-Raskin-Berkutu-Kuning

Tidak ada komentar:

Posting Komentar