Selasa, 03 Mei 2016

Kok Bisa, Bulog Simpan Beras Tak Layak Konsumsi

Senin, 2 Mei 2016

BATURAJA-Gudang penyimpanan beras miskin Bulog Sub Divre III Ogan Komering Ulu (OKU), didapati berton-ton beras miskin yang sudah dalam kondisi tidak layak konsumsi. Kondisi beras sendiri dipenuhi ulat, kutu dan hancur.

“Kualitas beras yang diperuntukkan bagi masyarakat perekonomian rendah (Raskin), memang sangat memprihatinkan. Kita lihat sendiri seperti apa kualitas dari Raskin yang disediakan pemerintah melalui Perum Bulog. Ini tidak layak konsumsi,” ungkap sumber yang enggan disebutkan namanya ke penasumatera.com pada Senin (2/5).

Menurut dia, beras dengan kwalitas demikian itu yang disebarkan ke masyarakat, setelah melalui proses pemutihan sehingga terlihat bersih kembali. Sementara, kandung gizi dan lainnya yang dibutuhkan tubuh menipis bahkan tidak ada. Ia menilai, semacam ada permainan antara pihak bulog dengan pemasok beras (pihak ketiga).

“Kita tahu, harga pembelian pemerintah terhadap hasil panen petani tidak sesuai dengan harapan atau lebih rendah dibanding pengepul atau tengkulak. Untuk memenuhi kebutuhan, mereka (Bulog) berpatokan asal dapat dan mengabaikan kualitas. Ini yang tergambar selama ini,” kritiknya.

Terpisah, Kepala Bulog Sub Divre III OKU, Armansyah Harahap menanggapi hal itu tenang. Dirinya juga tidak membantah jika dalam gudang penyimpanan yang berlokasi di Belitang, OKU Timur, terdapat beras demikian itu. Kendati demikian ia berdalih, baru menjabat kurang lebih sebulan dan tugasnya untuk membenahi kondisi ini semua.

“Untuk menangani persoalan ini, Bulog sudah membentuk tim. Dengan masuknya saya ke sini juga, kami terus melakukan perbaikan sehingga beras yang didistribusikan ke masyarakat memang standar,” ungkapnya saat ditemui di ruang kerjanya.

Lebih lanjut disampaikan, persoalan demikian itu tidak akan ada hentinya jika terus dicari-cari. Dirinya juga tidak menyalahkan pihak lain, namun Armansyah mendorong, bagaimana ke depan jauh lebih baik. Tidak perlu lagi membanding-bandingkan atau menoleh kebelakang, jika hanya menimbulkan nilai-nilai negatif.

“Pembelian tahun ini, kita benar-benar menggunakan SOP. Tidak ada lagi toleransi untuk 2016. Sebelum barang (beras) masuk, Petugas Pemeriksa Kualitas (PPK) mensortir terlebih dahulu. Kalau tidak layak, ya out (tidak diterima),” tegasnya. Bahkan, pihaknya juga sedang berupaya di Sub Divre III OKU, dibangun mini lab. Fungsinya untuk sensor kualitas beras yang akan dipasok.

Menyikapi beras yang berulat, berkutu dan berdedak alias hancur, ini berbicara umur simpan beras yang dipaparkannya memang tidak bisa dihindari. Sebab, untuk stabilitas pangan di musim kemarau, pihaknya (Bulog) harus memasok sehingga kebutuhan pangan masyarakat tidak terganggu. “Untuk diketahui, kita tidak menggunakan zat kimia. Benar-benar hasil petani, padi, jemur giling. Adapun gudang sudah standar,” tukasnya.(Har)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar