Jumat, 15 Mei 2015

Raskin Tak Layak Konsumsi Tanggungjawab Bulog

Jumat, 15 Mei 2015

DHARMASRAYA, HALUAN— Beras miskin (raskin) yang tidak layak konsumsi, tanpa ada pengawasa dari Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Sosial (Disnaker­transos). Pasalnya, beras tersebut tanpa melalui dinas terkait. “Penyaluran raskin tanpa melalui dinas, Bulog hanya melaporkan saja,” ungkap Kepala Diasnaker­transos, Rinaldi Putra, kepada Haluan, di Pulau Punjung, Rabu (13/5).

Dijelaskannya, penyaluran raskin sifatnya dengan dinas hanya koordinasi. Sedangkan penyaluran sampai ke nagari dilakukan oleh Bulog, setelah Bulog menyalur­kan, barulah di laporkan, tetapi apabila ada komplain dari nagari, maka barulah dinas turun tangan.

“Penolakan raskin tersebut ada dilakukan oleh pihak nagari karena ketidaklayakan raskin, ada yang sudah berdebu, banyak kumbang dan lain sebagainya, maka kita perintahkan Bulog untuk mengganti beras tersebut,” tambahnya.

Ditempat terpisah, salah seorang Kepala Jorong di Nagari Sitiung, Hasanuddin, mengakui bahwa raskin kalau tidak layak, di wilayahnya ditolak, ia mengakui pula sering raskin yang tiba tersebut sudah tidak layak konsumsi, ada beras yang sudah menepung karena sudah lama dalam karung, kalau berkumbang sudah sering terjadi. “Kami kalau raskin tidak layak kami tolak, tapi memang sering raskin tidak layak konsumsi dibagikan kepada masyarakat,” katanya.

Munculnya ke permukaan masalah raskin tidak layak konsumsi, ketika kunjungan Bupati Dharmasraya, H Adi Gunawan, melakukan kunjungan kerja atau minum kopi malam bersama masyarakat Sopan Jaya, Kecamatan Padang Laweh, dalam acara tersebut, salah seorang Walinagari menyampaikan kekecewaannya, bahwa raskin yang tiba sering tidak layak konsumsi.

Mendengar hal tersebut, bupati sangat geram dan perintahkan untuk menolak beras tersebut. “Saya sebagai bupati menegaskan kepada Walinagari atau camat untuk menolak raskin busuk,” kata bupati saat itu.

Ia dengan nada tinggi dan kesal mengatakan, kenapa beras tersebut diterima sudah jelas tidak layak konsumsi, karena raskin tersebut dimakan manusia, bukan binatang. (h/mdi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar