Senin, 02 Maret 2015

Kualitas Rendah, Beras OP Diprotes

Senin, 2 Maret 2015

Harga di Pasar Terus Naik

BENGKULU – Kenaikan harga bahan pokok di sejumlah pasar tradisional di Provinsi Bengkulu terjadi. Perum Devisi Regional (Divre) Bulog Bengkulu hingga kemarin (28/2) terus melakukan Operasi Pasar (OP) di sejumlah titik. Tidak hanya di Kota Bengkulu, OP juga digelar di kabupaten. Bahkan Bulog juga menggelar OP keliling hingga ke pemukiman warga. Pantauan RB beras yang dijual dengan harga Rp 7.500/kg oleh Bulog mulai diprotes.

Walaupun harganya murah, tetapi kualitasnya rendah. Bahkan berasnya kotor sehingga ditemukan banyak atah (padi belum jadi beras, red) dan debu.  Namun beras yang dijual dalam kemasan 6-15 kg tersebut tetap laris manis diserbu warga. Misalnya saat OP di Pasar Minggu, Barukoto II, Panorama dan Pagar Dewa beras habis hanya hitungan 2-3 jam. Sekitar pukul 09.00 WIB kemarin (28/2) Kepala Bulog Bengkulu bersama Dandim 047 Kota Bengkulu dan Kadisperindag Provinsi melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke lokasi OP.

‘’Harganya murah, tetapi kualitas berasnya lebih jelek dari beras yang paling murah di pasar. Kalau beras di pasar tidak putih, tapi beras Bulog nasinya hampa dan kotor. Harus dibersihkan dulu dan masih banyak padinya. Kalaupun warga banyak beli itu biasanya untuk dicampur dengan beras lokal,’’ protes Yudian warga Kelurahan Malabero, Kecamatan Teluk Segara kepada RB kemarin (28/2).

Sedangkan Farida Iriyani (40) warga RT 8, Malabero yang ikut membeli beras di lokasi OP mengaku membeli beras tersebut karena harga beras lokal sangat tinggi. Dia terbantu dengan OP tersebut. Dia sudah terbiasa makan beras Bulog.  Karena selisih harga beras di pasar dengan Bulog cukup tinggi mencpai Rp 2.500 – 5.000/kg. Kini di pasar beras paling jelek dijual Rp 17.500/liter. Sedangkan beras berkualitas Manggis naik dari Rp 215 ribu jadi Rp 245 ribu per 20 kg. Beras lokal yang kualitasnya menengah dijual Rp 18 ribu – 20 ribu/liter.

‘’Beras Bulog kami suka untuk obat agar tidak terkena diabet atau kencing manis. Nasinya memang bau dan berderai, mirip raskin. Tapi sudah dua – 3 bulan ini belum ada tanda-tanda raskin turun. Biasanya kalau akan ada raskin kami diminta menyetorkan uang tebusan. Padahal kami berharap tiap bulan raskin dibagi. Walaupun hanya 15 kg/RTM tetap terbantu,’’ tutur Farida.

 Stok Raskin Terancam

Sementara Kepala Prum Divre Bulog Bengkulu Sugeng Rahayu didampingi Humas Heriswan, SE mengatakan OP dilakukan untuk menekan tingginya harga beras di pasar yang semakin melonjak. Beras yang dijual saat OP hanya diberikan pada masyarakat menengah ke bawah. Selain itu, penjualannya juga dibatasi paling banyak 30 kg atau dua sak kemasan 15 kg. Untuk mengantisipasi spekulan yang menimbun dan menjual kembali beras tersebut. Beras yang dijual juga sama dengan stok raskin. Karena kabupaten/kota masih banyak belum mengambil raskin. Stok yang ada saat ini 8 ribu ton. Itu stok untuk OP dan jatah raskin empat bulan ke depan.

‘’Kualitasnya standar. Buktinya stok 6 ton yang dijual per hari habis hanya dalam hitungan jam. Warga tidak perlu khawatir OP akan digelar sampai akhir Maret. Selain masa panen belum mulai, pasokan beras dari luar menipis. Sehingga harga beras akan semakin tinggi. Kami juga mengimbau kabupaten/kota segera mengajukan Surat Permintaan Alokasi (SPA) dan menyetor uang tebusan raskin Rp 1.600/kg/RTS. Sehingga bisa membantu masyarakat yang kesulitan mendapatkan beras dengan harga rendah,’’ terang Sugeng.

Sugeng menambahkan meski OP menggunakan jatah raskin tetapi tidak akan kekurangan. “Sebab kami tengah mengupayakan suplai dari Jawa Timur. Untuk raskin memang baru BU, Bengkulu Selatan, Rejang Lebong dan Kaur sudah mulai distribusi. Mudah-mudahan selain OP, pembagian raskin dapat ikut membantu menornalkan harga beras,’’ bebernya.

Terpisah Kadisperindag Provinsi Bengkulu, Ismet Lakoni mengaku sudah mengintruksikan kabupaten/kota segera mengambil raskin. Dia juga mengawasi distributor beras di Bengkulu, untuk mengatasi jika ada yang sengaja melakukan penimbunan. Agar harga makin mahal. ‘’Kini kendala raskin masih banyak belum tersalurkan karena biaya tebusan dan distribusinya. Kita akan dibahas lebih lanjut,’’ pungkas Ismet.(che)

http://harianrakyatbengkulu.com/ver3/2015/03/02/kualitas-rendah-beras-op-diprotes/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar