Rabu, 11 Maret 2015

Akal-akalan Kuras Rp2,1 Triliun (3)

Rabu, 11 Maret 2015

Pengantar:
NAIKNYA harga beras di awal 2015 disebut merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah bangsa ini. Diduga salah satu penyebabnya adalah jaringan para mafia beras yang menguasai gudang penyimpanan beras milik Badan Urusan Logistik (Bulog). Tim investigasi Media Indonesia menelusuri carut marut peredaran beras ini dan melaporkannya dalam enam tulisan mulai Senin (9/3)  ini merupakan tulisan ketiga.
------------------------

UNTUK mengejar target pengadaan beras sebesar 3,4 juta ton pada 2012-2014, Perum Bulog jorjoran menggelontorkan dana memborong beras dengan melanggar aturan. Walhasil, negara berpotensi dirugikan sekitar Rp2,09 triliun. Kualitas beras yang tersimpan di gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) ternyata tidak memenuhi persyaratan yang telah diatur Instruksi Presiden (Inpres) No 3 Tahun 2012 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/ Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah. Sehingga, negara harus menyiapkan dana untuk memperbaiki stok Bulog yang berkualitas rendah.

Sumber di Bulog Jakarta menyebutkan, beras yang ada di gudang saat ini berkualitas brokens sekitar 40% dan menir 8%. Sedangkan dalam Inpres 3 tahun 2012, hanya memperbolehkan brokens (beras hancur) maksimum 20%, menir 2%, dan sosoh 95%.

''Jika dihitung dari perkiraan susut kuantum 27% (20% + 6% + 1%) plus biaya reproses sebesar 3%, setara dengan uang Rp4,08 triliun. Potensi kerugian itu dikurangi hasil penjualan brokens bercampur menir senilai Rp1,989 triliun (26% x 1,7 juta ton = 442 juta kg x Rp4.500),'' paparnya. Dengan demikian, Bulog menderita kerugian dalam memperbaiki stok selama periode 2012-2014 yang diperkirakan sekitar Rp2,091 triliun (Rp4,08 triliun-Rp1,989 triliun).

http://www.mediaindonesia.com/investigasi/read/9086/Akal-akalan-Kuras-Rp21-Triliun-3/2015/03/11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar