Sabtu, 17 Januari 2015

Penjarah Raskin

Sabtu, 17 Januari 2015

"ZAMAN sekarang ini aneh. Orang miskin dibuat makin sengsara, sedangkan mereka yang secara ekonomi kecukupan justru tanpa malu dan dengan bangganya mengaku miskin. Benar-benar keblinger!" ujar teman sambil menggelengkan kepalanya usai membaca berita pembagian beras untuk keluarga miskin (raskin) yang salah sasaran.

"Siapa bilang? Kesimpulan dari mana itu. Enggak semuanya orang yang mampu mengaku miskin. Bisa saja itu terjadi karena ketidaktahuan mereka atau memang datanya yang salah," celetuk teman lainnya.

"Apa pun alasannya, tidak berhak jatah untuk orang miskin dijarah. Kalau masih mampu beli beras reguler, kenapa harus berharap raskin. Malu sedikitlah," jawab teman.

Masalah pembagian raskin di Lampung pada 2014 memang cukup memprihatinkan. Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung merilis jumlah rumah tangga sasaran (RTS) penerima raskin menggelembung dari 574 ribu RTS menjadi 1,36 juta RTS. Akibatnya, jatah raskin yang semestinya diterima warga miskin sebanyak 15 kg/bulan terpangkas hanya menjadi 5,63 kg/bulan.

Lebih ironisnya lagi, hasil survei BPS menemukan fakta 32,83% penerima raskin adalah golongan kuintal 5 atau warga dengan level ekonomi tertinggi. Umumnya raskin banyak dinikmati masyarakat perkotaan.

Buruknya sistem distribusi raskin mungkin saja menjadi salah satu faktor pemicu meningkatnya jumlah warga miskin di perdesaan lantaran beban hidupnya yang semakin menggunung. Berdasar data BPS, selama periode Maret—September 2014 penduduk miskin di Lampung yang tinggal di perdesaan bertambah 7,44 ribu orang.

Polemik distribusi raskin ini tentu saja perlu dibenahi secara masif. Bukan mustahil kesalahan sasaran bakal kembali terulang tahun ini. Pemerintah daerah bersama Bulog Divre Lampung harus betul-betul melakukan pengawasan secara ketat dalam pembagian jatah untuk warga miskin tersebut.

Bulog sebagai regulator pengadaan raskin dan pemerintah daerah sebagai pelaksana di lapangan hendaknya melakukan kontrol sehingga raskin dapat disalurkan sesuai dengan penerimanya. "Tindak tegas juga oknum-oknum yang bermain dengan jatah rakyat miskin. Beri sanksi hukum yang tegas biar jera. Bukan sekadar peringatan lisan," sindir teman.

Raskin adalah program yang bertujuan meringankan beban warga tidak mampu. Semua pihak harus sadar betul betapa pentingnya beras tersebut dalam menopang hidup mereka. Jangan anggap remeh masalah ini karena sangat erat kaitannya dengan keberlangsungan hidup orang lain.

Jika di antara kita secara pribadi masih belum tersentuh untuk membantu warga yang tidak mampu keluar dari jerat kemiskinannya, paling tidak kita bisa ikut mengontrol agar mereka benar-benar bisa mendapatkan haknya. Bukan malah semakin menyusahkan, apalagi sampai ikut menjarah jatah milik warga miskin. n

http://lampost.co/berita/penjarah-raskin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar