Sabtu, 30 Agustus 2014

RASKIN, BERAS KEDALUAWARSA BAGI SI MISKIN

Jumat, 29 Agustus 2014

Program beras untuk rakyat miskin atau raskin, sebenarnya sebuah program yang strategis bagi masyarakat. Namun dalam pelaksanaannya dilapangan, banyak menimbulkan polemik. Bukan hanya soal target program ini adalah rumah tangga sasaran, melainkan kualitas beras yang justru seringkali menjadi bumerang.
Program pemerintah yang seharusnya menjadi kebijakan pro rakyat, justru menjelma menjadi program menambah kekecewaan rakyat miskin akibat kualitas raskin tidak layak untuk dikonsumsi atau kedaluwarsa. Bukannya senang, rakyat miskin yang menerimanya malah justru mengeluh hingga mencaci niat baik pemerintah itu. Warga Lingkungan Ciwaduk Cilik, Kelurahan Ciwaduk, Kota Cilegon, misalnya, mengeluhkan kualitas raskin yang tidak layak konsumsi. Meski gratis, warga justru kecewa dengan kualitas salah satu program pro rakyat fase kelima pemerintahan H. Tubagus Iman Ariyadi dan H. Edi Ariadi tersebut.
Bukan tanpa sebab, beras yang diperuntukkan bagi rumah tangga sasaran (RTS) tersebut berwarna kuning kecoklatan dan penuh kutu serta butir-butirnya yang sudah pecah. Seorang warga RT 8 RW 4 Lingkungan Ciwaduk Cilik, Kelurahan Ciwaduk, Hanifah, mengaku sangat kecewa dengan buruknya kualitas raskin tersebut.
Namun, Hanifah tidak dapat berbuat banyak lantaran takut tidak mendapatkan jatah raskin lagi.“Ya saya diemin aja, mau diapain lagi. Dibuang sayang, tapi dimakan gak bisa. Kalau dimasak bau apek,” kata Hanifah.
Menurut Hanifah, beras raskin yang dibagikan, Kamis (28/8) tersebut diambil warga dari rumah Ketua RT setempat. Saat mengambil raskin, warga diminta memberikan uang sukarela senilai Rp 1 ribu hingga Rp 2 ribu.“Katanya uang sukarela untuk beli plastik,” ujarnya.
Warga lain, Wiwin mengatakan, warga belum pernah mendapatkan raskin berkualitas baik. Raskin yang didapat, kata dia, selalu berkutu, berwarna kecoklatan, dan berbau apek setelah dimasak.“Sesekali dapat yang mendingan, tapi jarang banget. Itu pun setelah dimasak rasanya tetap bau apek,” ujarnya.
Saat dikonfirmasi, Lurah Ciwaduk, Ali Fadni mengakui buruknya kualitas raskin tersebut. Namun, menurut dia, beras raskin yang dibagikan kepada warga sudah jauh lebih baik dibanding raskin yang pertama dikirim oleh Bulog.
“Tadinya waktu dikirim hari Selasa, kualitasnya jauh lebih parah. Saya takut warga saya keracunan kalau makan itu. Makanya, langsung saya kembalikan ke Bulog untuk ditukar yang baru. Besoknya beras datang, tapi kualitasnya tidak jauh beda. Mau saya tukar lagi tapi warga keburu datang untuk mengambil berasnya,” kata Ali, seraya mengatakan bahwa Kelurahan Ciwaduk mendapat jatah 122 karung berisi 15 kilogram raskin untuk 122 RTS. (Vanny/"Job”)***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar