Sabtu, 30 Agustus 2014

Penyaluran Beras Miskin Belum Tepat Sasaran

Sabtu, 30 Agustus 2014

JAKARTA – Hasil penelitian menunjukkan keefektifan program beras untuk rakyat miskin (raskin) masih jauh dari harapan. Hal itu terlihat dari ketidaktepatan sasaran, harga, jumlah, kualitas, waktu, dan administrasi.

Menteri Sosial (Mensos), Salim Segaf Al Jufri, mengatakan program beras untuk rakyat miskin (raskin) tahun ini ditetapkan menyasar 15.530.837 rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTSPM). Salim mengakui bahwa hasil penelitian menunjukkan keefektifan program raskin masih jauh dari harapan.

"Hal ini terlihat dari ketidaktepatan sasaran, harga, jumlah, kualitas, waktu, dan administrasi," kata Salim, di Jakarta, Jumat (29/8).

Padahal, kata Salim, raskin merupakan amanah negara sehingga program ini perlu ditangani oleh operator andal dan berintegritas. "Itu untuk menjauhkan dari kepentingan kelompok ataupun bisnis semata," kata Salim.

Dia mengatakan jika penanganan seperti itu tidak ada, dipastikan hanya akan menambah rumit pelaksanaannya. Untuk mengefektifkan program raskin di lapangan, secara berkala dilakukan monitoring, audit sejak awal pengguliran, pelaksanaan, serta pemanfaatannya.

Hal ini menjadi penting untuk memantapkan bahwa raskin terdistribusi tepat waktu, tepat sasaran, tepat jumlah, tepat kualitas, tepat harga, serta tepat administrasi.

Salim menjamin keragu-raguan masyarakat akan berkurang seiring dengan semakin taatnya program ini pada asas patut dan patuh. "Artinya, patuh untuk menjalankan aturan dan patut dimaknai penyaluran dengan keniscayaan," tegasnya.

Lakukan Pendampingan

Selain itu, langkah yang ditempuh untuk mengefektifkan pelaksanaan program penyaluran raskin ini, Kementerian Sosial (Kemensos) menggandeng TKSK untuk melakukan pendampingan penyaluran yang diawali dengan pembekalan alur penyelenggaraan raskin.

TKSK akan bertugas untuk melakukan sosialisasi program raskin kepada masyarakat agar mereka mengetahui tujuan, sasaran, dan manfaat program. Penyebarluasan informasi subsidi raskin dilaksanakan di 18 titik lokasi dengan melibatkan 6.994 TKSK di seluruh Indonesia.

Seperti diketahui, kemiskinan berdampak pada tidak terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat. Untuk mengatasinya pemerintah telah menggulirkan program raskin sejak 16 tahun lalu.

Hingga kini, beras menjadi salah satu komponen terbesar bagi keluarga miskin. Kemampuan mereka untuk membeli beras masih jauh panggang dari api, sementara tuntutan atas kebutuhan gizi masyarakat sehat terus meningkat.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2014, angka kemiskinan berada pada kisaran 11,25 persen atau 28,28 juta jiwa. Angka tersebut masih jauh dari target pemerintah menurunkan angka kemiskinan hingga 8 hingga 10 persen di akhir RPJMN II. "Angka kemiskinan seiring pergerakan ekonomi diramalkan terus meningkat karena berbagai sektor secara angka statistik juga meningkat," tandasnya. (cit/N-1)

http://koran-jakarta.com/?19074-penyaluran%20beras%20miskin%20belum%20tepat%20sasaran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar