Jumat, 04 Juli 2014

Mesti Ada Alasan Jelas, Kenapa Bulog Impor Gula Thailand

Kamis, 3 Juli 2014

Pontianak. Beredarnya 20 kontainer gula Thailand yang diimpor Divisi Regional Badan Urusan Logistik (Bulog) Kalbar dan disalurkan CV Agro Abadi patut dipertanyakan. Sangat aneh, ketika pemerintah dan aparatur hukum memerangi gula ilegal dari luar negeri, sebaliknya Bulog malah mengimpor untuk disalurkan ke masyarakat Kalbar.


Mesti ada alasan yang jelas mengapa Bulog berani mengimpor gula skala besar di Kalbar. Selain itu mekanisme penyalurannya juga harus jelas, karena perusahaan penyalur sembako di Kalbar bukan hanya CV Agro Abadi saja. Selain itu, apakah gula yang didatangkan dari Thailand tersebut terjamin kualitasnya, bukan gula rafinasi. Saat ini kesehatan masyarakat Kalbar sudah sangat terancam dengan maraknya peredaran gula ilegal asal India, Pakistan, Taiwan dan Thailand yang dipasok dari Malaysia.

Menyikapi beredarnya gula asal Thailand yang diimpor Bulog Kalbar dan disalurkan CV Agro Abadi ini, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura (Untan), Dr Jamaliah SE MSi mengatakan, mestinya pemerintah memperkuat industri gula dalam negeri. Membangun lebih banyak lagi industri di berbagai daerah, serta membina petani tebu. Sehingga Indonesia memiliki produksi gula yang mencukupi dan kualitasnya terjamin. Masyarakat tidak khawatir mengonsumsi gula dalam negeri.

“Bukannya malah mengimpor gula dari luar negeri (Thailand, red) dengan alasan untuk mencukupi pasokan kebutuhan gula dalam negeri. Saya kira ini kebijakan yang kurang tepat,” jelas Jamaliah di kantornya, Rabu (2/7).

Apabila produk gula dalam negeri lebih serius diperhatikan, maka akan bisa menyaingi produk dari luar. Tidak perlu pemerintah mengimpor gula dari Thailand. Selain itu juga membantu meningkatkan perekonomian petani tebu yang saat ini semakin terpuruk.

“Menurut saya pemerintah harus mengawal dan membimbing para produsen lokal memproduksi lebih banyak lagi gula lokal. Kita tidak boleh memanjakan produsen luar negeri. Kita harus memperkuat produksi gula dalam negeri, supaya kita bisa bersaing dengan gula luar negeri,” ungkap Jamaliah.

Industri tebu Indonesia saat ini belum mampu meningkatkan daya saing. Apalagi 2015 mendatang sudah masuk pasar bebas, kalau industri tebu tidak ditingkatkan kualitas maupun Sumber Daya Manusia (SDM) nya, maka gula dari luar akan menguasai pasar Indonesia. “Kita dan petani kita hanya menjadi penonton saja,” tegas Jamaliah.

Padahal Indonesia memiliki lahan yang cukup luas dan bahan baku yang berlimpah. Hanya saja belum dikelola dengan maksimal. “Sebaliknya, pemerintah kita (Bulog, red) malah mengimpor gula dari luar,” kesalnya.

Menyikapi maraknya gula ilegal menguasai Kalbar, Jamaliah mengaku, salah satu penyebabnya adalah kurangnya rasa nasionalisme. Selain itu kurangnya dukungan antarinstansi dalam memberantas barang-barang ilegal, khususnya gula yang marak tersebar di Kalbar. Selain itu, ketika instansi terkait sedang gencarnya memberantas gula ilegal, namun ada instansi lain yang kesannya mengaburkan peredaran gula ilegal dengan cara mengimpornya. Contohnya jelas, ketika Bulog mengimpor gula asal Thailand, dikhawatirkan gula asal Thailand yang masuk secara ilegal dikira legal atau gula impor yang masuk secara resmi.

Laporan: Deska Irnansyfara

Editor: Hamka Saptono

http://www.rakyat-kalbar.com/utama/030714/mesti-ada-alasan-jelas-kenapa-bulog-impor-gula-thailand

Tidak ada komentar:

Posting Komentar