Selasa, 18 Februari 2014

Sebulan, Bulog Hanya Serap Gula 10 Ton

Selasa, 18 Februari 2014

MAKASSAR, FAJAR – Bulog punya tugas menguasai banyak stok gula lokal untuk stabilisasi harga. Termasuk Bulog Dvivre VII di Makassar.

Sayangnya, kemampuan Bulog Divre VII untuk menyerap gula dari petani lokal masih minim. Dalam setahun rata-rata hanya 120 ton gula yang mampu ditampung. Artinya cuma 10 ton per bulan.

Kepala Perum Bulog Divre VII Sulsel, Tommy S Sikado mengatakan, pihaknya telah berupaya melakukan pendekatan kepada produsen gula lokal seperti pabrik gula di Takalar dan Bone.

“Kalau di Sulsel kami sudah persiapkan. Bulog Divre VII akan mendistribusikan gula sebanyak 10 ton per bulan melalui Bulog mart Makassar, Parepare, Barru, Bulukumba dan Sidrap,” ujar Tommy, Senin, 17 Februari.

Namun, Tommy mengaku rata-rata pabrik gula lokal telah memiliki pelanggan tetap. Mekanisme ini yang biasa mempengaruhi harga di pasar.
“Ini artinya kita disuruh bersaing dengan para pelanggan yang sudah lama menjalin bisnis. Kan sulit jadinya bagi kita,” keluh dia.

Sementara untuk kebutuhan gula di daerah ini, Tommy enggan membeberkan. Alasannya kebutuhan gula merupakan kewengan dari pemerintah provinsi.   

Gula lokal yang diserap Bulog Divre VII memang hanya untuk didistribusikan melalui Bulog Mart. Selain itu, beras dan minyak goring jadi prioritas. Tujuannya untuk memotong rantai distribusi.

“Tentu harga jualnya akan bersaing dan lebih murah. Selama ini distribusi gula selalu dipengaruhi gejolak pasar sehingga kehadiran Bulog Mart dapat menahan gejolak itu,” tuturnya.

Kementerian Perdagangan memberi tugas kepada Bulog untuk stabilisasi harga gula. Dalam upaya tersebut, bulog diberikan kebebasan untuk menguasai stok sebanyak 350.000 ton tahun ini. Untuk mengamankan pasokan tersebut, Bulog dapat melakukannya dengan membeli gula petani lokal, kerja sama dengan perusahaan rafinasi atau impor. (m04/zul)

http://www.fajar.co.id/bisnisekonomi/3138895_5664.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar