![]() |
Menteri Perdagangan waktu itu, Gita Wirjawan, juga menilai kicauan Billy tak benar-benar untuk melindungi beras lokal. Gita tak mau membuka identitas Billy. Namun ia menggambarkan ribut-ribut beras impor sama persis dengan ramainya kelangkaan dan mahalnya kedelai Oktober tahun lalu. "Yang bernyanyi biasanya yang jatahnya berkurang, lalu mereka mendramatisasi," katanya. Gita menilai nyanyian Billy didramatisasi setelah instansinya memeriksa beras yang dilaporkan Billy terbukti berjenis premium yang sah diimpor. (Baca: Tahun Lalu Indonesia Impor Beras dari Lima Negara)
Sumber Tempo di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mengatakan Billy termasuk importir beras medium asal Vietnam. Perusahaan yang dipakai Billy untuk mengimpor beras yaitu PT Wisty Sragen. Dalam catatan kepabeanan, perseroan ini mengimpor beras beras wangi Vietnam pada 11 September 2013 sebanyak 100 ton dan 26 September 2013 sebanyak 200 ton melalui Pelabuhan Tanjung Priok. Adapun importir lainnya yang rata-rata mendapatkan kuota 500-1.000 ton. Salah satunya, CV Pangan Abadi, yang mengantongi kuota 525 ton tahun lalu.
Billy enggan menanggapi pertanyaan Tempo. Dua kali dihubungi, pengurus Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia ini menolak menjawab. "Saya sedang sakit," katanya. Pesan pendek yang menanyakan importasi PT Wisty Sragen tak dibalas Billy.
Di depan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Pertanian Suswono, dan Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi, Billy melaporkan membanjirnya beras medium asal Vietnam pada 22 Januari lalu. Bayu yang disodori contoh beras oleh Billy langsung mencicipinya. "Beras ini tidak boleh diimpor, tidak mungkin ada surat resmi," ujarnya. "Kalau penyelundupan mungkin." (Baca: Beras Vietnam, Izin Tiga Importir Terancam Dicabut)
Belakangan Bayu meralat pernyataannya. Ia menyebut beras tersebut berjenis premium yang sah diimpor. "Anehnya, harganya lebih murah ketimbang beras medium lokal," katanya. Selengkapnya, baca laporan panjang "Beras Impor Vietnam" di majalah Tempo, terbit Senin, 10 februari 2014.
AKBAR | AMANDRA | MARTHA
http://www.tempo.co/read/news/2014/02/10/092552896/Pelapor-Beras-Ilegal-Diduga-Importir-Beras-Vietnam
BalasHapusbulog perum8 Februari 2014 11.32
Sandi: NKRI HARGA MATI
Kepada Yth Bapak Kepala Penyidik KPK
Berikut dugaan modus korupsi di Perum Bulog.
Pertama:
Pelanggaran PD-11 Thn 2011 (Peraturan Direksi) ttg pelaksanaan Movenas oleh Direktur PP, menunjuk movenas kepada pengusaha Indarto melalui anak perusahaan Ujasang di atas 2000 ton yg seharusnya dilelang. Karena kalau dilelang selisih HPS dan harga lelang 100-150 rb rupiah/ton.
Link:
https://plus.google.com/photos/109414570950189276042/albums/5974236667146345345
Kedua:
Pengusaha Indarto memfaatkan kenaikan tarip movenas dengan jumbo bags yang 20 persen lebih tinggi dari pelaksanaan tanpa jumbo bags namun pelaksanaan tanpa jumbo bags.
Link:
https://plus.google.com/photos/109414570950189276042/albums/5966473806419159089
Ketiga:
Berikut dugaan hasil korupsi berupa rumah di kediri fariedh (Direktur PP) hasil dari penyelewengan movenas tanpa lelang dengan pemakaian tarip jumbo bags tersebut.
Alamat Fariedh:
Jalan Raden Patah no: 36 dan 38
Dukuh Klodran
Desa Sidomulyo
Kecamatan Semen
Kabupaten Kediri
Link:
https://plus.google.com/photos/109414570950189276042/albums/5966453487622667425
Alamat Indarto Wijaya:
PT. Surya Buana Sentosa
Jalan Perak Timur 220
Surabaya
HP : 081-133-0893
Demikian informasi ini dapat membantu penyidikan lebih lanjut. Jumlah movenas per tahun di Perum Bulog mencapai 1 juta ton sehingga jumlah yang diselewengkan sangat besar. Terimakasih.