Selasa, 29 Oktober 2013

Bulog Gagal Capai Target Pengadaan

29 Oktober 2013

SIDRAP, BKM -- Penyerapan beras petani oleh Bulog Sub Divisi Regional (Divre) Wilayah III Sidrap pada tahun 2013 ini dianggap gagal dalam proses pengadaan. Pemicunya, banyak beras yang terserap di tangan pedagang lokal. Akibatnya, target pengadaan 98 ribu ton sulit tercapai. Hingga 28 November, yang diserap Bulog Sidrap hanya 59.900 ton.
Kinerja Bulog tahun inipun tak sekencang dengan tahun-tahun sebelumnya. Sebab wilayah Sidrap merupakan salah satu daerah sentra penghasil pangan terbesar di Sulsel, bahkan di kawasan Timur Indonesia (KTI).
Berdasarkan kontrak pembelian beras yang ditandatangai Bulog Sidrap hingga 27 November sebesar 98 ribu ton, yang terealisasi hanya 59.900 ton. Alasannya cukup klasik, penyerapan gabah banyak beredar di tangan pedagang lokal karena faktor spekulasi harga.
"Tahun ini target kita belum tercapai hingga 27 November. Itu alasannya pedagang beras lebih banyak melempar keluar daerah ketimbang masuk ke mitra Bulog,” jelas Wakil Kepala Bulog Sidrap, Hj Arwiaty Ridwan di ruang kerjanya, Senin (28/11).
Arwiaty menyebutkan, tahun lalu target pengadaan pembelian beras dan  gabah oleh Bulog Sidrap dari dalam negeri sebesar 120.000 ton dan berhasil terealisasi. Bahkan dinyatakan over target hingga 140.000 ton lebih.
"Itu dia alasannya mengapa kita tak bisa memenuhinya, karena saat ini sulit untuk mendapatkan beras petani yang lebih memilih menjual hasil panennya ke tangan pedagang ketimbang ke mitra Bulog," ungkap Arwiaty berdalih.
Selain itu, Bulog membeli beras sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP), yakni sebesar Rp 6.600/kilogramnya. Sedangkan harga beras di tingkat pasaran sudah mengalami kenaikan.
Hal itu, kata dia, disebabkan jumlah barang di tingkat produsen sudah berkurang. "Banyak beras yang keluar daerah melalui pedagang lokal. Apalagi pedagang membeli dengan harga di atas HPP,'' terangnya.
Di tingkat pedagang lokal, kata dia, beras dibeli dari petani berkisar Rp 6.850 hingga Rp 7.000. Namun di saat stok petani melimpah, biasanya pedagang berspekulasi menurunkan harga.
Arwiaty menjelaskan, dalam melakukan pembelian hasil panen petani, Bulog Sidrap melakukan tiga saluran pengadaan pembelian gabah/beras dalam negeri. Yaitu mitra kerja yang terdiri dari koperasi, nonkoperasi dan lembaga petani yang memiliki badan hukum, Unit Pengolahan Gabah Beras (UPGB) dan Satuan Tugas Operasional Pengadaan Gabah/Beras Dalam Negeri.
Disidrap sendiri, lanjutnya, ada sekitar 63 penggilingan beras (PB) sebagai mitra binaan Bulog. Namun yang beroperasi dan aktif menyerap gabah dan beras petani ke bulog hanya 35 mitra.
Masih untuk pengadaan tahun ini, jumlah keuangan yang terealisasi berkisar Rp 395 miliar atau sesuai perhitungan hasil 59,9 ribu ton. Artinya, pengadaan yang belum tercapai sisa 39,900 ton dengan kalkulasi harga tersisa Rp 251 miliar.
Ia berharap, tahun depan Bulog tak gagal lagi mencapai target. Caranya dengan memberdayakan semua stakeholder untuk wilayah III meliputi Kabupaten Sidrap, Enrekang dan Soppeng. (ady/rus/c)

http://beritakotamakassar.com/index.php/sulselbar/13091--bulog-gagal-capai-target-pengadaan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar