Senin, 29 Juli 2013

Raskin Bau Apek, Warga Cuma Gigit Jari

29 Juli 2013
Brebes, MDTV: Sepertinya wacana pemerintah untuk mensejahterakan warga miskin hanya isapan jempol belaka. Seperti fakta yang sering terjadi, salah satunya urusan peyaluran beras untuk rakyat miskin (raskin) tidak memenuhi standar layak makan.

Penyaluran raskin yang sedianya bisa dijangkau harga belinya oleh masyarakat miskin di daerah, kualitasnya sangat tidak memenuhi standar untuk dimakan. Seperti yang kembali terjadi di desa Dukuh Putih, kecamatan Salem, Brebes. Beras yang dibagikan sudah berwarna kuning dan berbau apek.

Alhasil, warga desa yang sudah merasa senang lantaran bisa makan dengan beras tersebut harus gigit jari. Mereka membuang beras tersebut dan berusaha membeli beras dari warung yang harganya jauh lebih mahal. Meskipun mereka hanya bisa beli sebanyak satu liter saja.
Hal itu dikeluhkan Fitri (33) warga Dukuh Ciputih mengeluhkan kualitas beras yang mulai didistribusikan ke wilayahnya Sabtu (27/7). "Warnanya kuning, kotor, banyak menir dan sudah bau apek," ungkapnya, Minggu (28/7).

Momen pembagian raskin yang mendekati lebaran, diharapkan warga bisa membantu kebutuhan warga miskin di desa tersebut. "Tapi sayangnya, menjelang Lebaran ini beras yang dibagikan kualitasnya jelek sekali," ungkapnya.

Kepala Desa Ciputih Slamet Becho saat dikonfirmasi tidak memungkiri jika beras raskin yang dialokasikan untuk desanya kali ini dalam kondisi jelek. Namun demikian, pihaknya tidak bisa berbuat banyak, karena masalah beras raskin di luar kapasitasnya.
"Mengenai kualitas beras raskin untuk bulan ini memang benar kondisinya seperti itu. Tapi desa sendiri hanya bertugas untuk mendistribusikan saja," jelas Becho.

Ia berharap, dalam penyaluran Raskin kedepan, pihak Bulog bisa terlebih dahulu mengecek kualitas raskin yang akan didistribusikan kepada Rumah Tangga Sasaran (RTS), karena Raskin layak konsumsi adalah hak Keluarga Miskin (Gakin).

"Kita akan perketat lagi pengecekan kualitas Raskin. Selama ini kesulitan kami adalah, saat memeriksa satu karung beras dengan yang lainnya, ada yang jelek dan ada yang bagus. Sehingga saat kita kontrol, boleh jadi kedapatan yang bagus," pungkas Becho.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar