Kamis, 25 Juli 2013

KPK Didesak Selidiki Divestasi Saham Bank Bukopin

24 Juli 2013

JAKARTA - Komite Aksi Mahasiswa untuk Reformasi dan Demokrasi (Kamerad) meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) segera menyelidiki dugaan permainan dalam devistasi saham Bank Bukopin kepada PT Bosowa Corporindo.

Koordinator Kamerad, Haris Pertama mencurigai adanya ketidakberesan dalam pelepasan saham Bank Bukopin. Kecurigaan itu didasari pada pengambilalihan 14 persen saham pengendali di Bank Bukopin (BBKP) dengan harga Rp 1.050 per saham atau lebih tinggi dibandingkan harga BBKP saat penutupan sebesar Rp 800 per saham pada 13 Juni 2013. 

"Kami secara tegas menolak disvestasi Bank Bukopin kepada PT Bosowa Corporindo, karena terindikasi terjadi teranskasi mencurigakan," kata Haris kepada wartawan di Jakarta, Rabu (25/7).

Seruan penolakan ini kata Haris akan terus dilakukan sampai ada penjelasan resmi baik dari pihak Bank Bukopin maupun PT Bosowa Corporindo. Rencananya, tata yang dimiliki Kamerad akan diserahkan ke KPK, Kamis (24/7). "Kami juga akan serahkan data-data ini ke KPK untuk yang ke dua kalinya sebagai bahan untuk mengusut kasus ini," katanya.

Bosowa membeli saham Bank Bukopin dari Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia (Kopelindo) dan Yayasan Bina Sejahtera Warga Bulog (Yabinstra). Kopelindo semula menguasai 31,7 persen saham Bank Bukopin, sedangkan Yabinstra mengantongi 9,3 persen saham. Pemegang saham lainnya adalah Pemerintah sebesar 13%, Koperasi Perkayuan Apkindo 5 persen, dan publik 41 persen.

Sebelumnya, Kopelindo dan Yabinstra berniat melepas 2,79 miliar (35 persen) saham Bank Bukopin. Kopelindo dan Yabinstra menunjuk CIMB Securities sebagai penasihat divestasi.

Niat Kopelindo dan Yabinstra untuk melepas sahamnya di Bukopin tersebut sudah santer terdengar sejak dua tahun yang lalu. Sampai akhir 2012 lalu, pemerintah masih konsisten dengan keputusan menunjuk BRI sebagai calon pembeli satu-satunya yang berpeluang mengambilalih saham Kopelindo dan Yabinstra yang adalah merupakan  saham pengendali di Bank Bukopin.

Haris menjelaskan terjadinya transaksi saham antara Kopelindo dan Yabinstra dengan PT Bosowa Corporindo tentu cukup  mengejutkan karena berbeda sama sekali dengan keputusan pemerintah sebelumnya. Perubahan keputusan pemerintah tersebut terkesan dilakukan secara diam-diam sehingga menimbulkan pertanyaan besar.

"Kami mencurigai adanya deal-deal antara Direktur Bank Bukopin dengn pihak Bosowa. Karena transaksi ini dilakukan secara diam-diam, ada apa dan untuk siapa transaksi itu," tandasnya. (jpnn)

http://www.jpnn.com/read/2013/07/24/183454/KPK-Didesak-Selidiki-Divestasi-Saham-Bank-Bukopin-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar