9 Juli 2013
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta
Rajasa menjelaskan latar belakang di balik kekecewaannya terhadap
lonjakan harga daging sapi di sejumlah tempat hingga mencapai Rp 120
ribu per kg.
"Karena saya tidak ingin harganya sampai Rp 100
ribu per kg," ujar Hatta kepada wartawan di kantornya, Selasa
(9/7).Hatta menjelaskan rapat kabinet tiga bulan lalu telah memutuskan
Perum Bulog akan melakukan intervensi pasar agar harga daging sapi tidak
di atas Rp 100 ribu per kg. Akan tetapi, sampai sekarang, Bulog belum
bisa mendatangkan daging impor sebagaimana kesepakatan semula.
"Ini
kadang-kadang antara kebijakan dan implementasi itu terlalu panjang
waktunya. Sama halnya dengan bawang, kejadian itu kok ketahuannya baru
sekarang kalau terlambat untuk produksinya. Harusnya kalau terlambat
sudah tahu ya dimasukkan tambahan agar harga tidak melonjak," kata
Hatta.
Hatta mengatakan tugasnya sebagai menteri koordinator
adalah memastikan tugas-tugas menteri yang berada di bawah koordinasinya
berjalan dengan baik. Bulog, ujar Hatta, tidak dapat disalahkan dengan
kondisi saat ini sebab Bulog berada dalam posisi menunggu.
"Itu
rekomendasinya dari (kementerian) pertanian. Tanpa surat rekomendasi
pertanian, gak jalan semuanya."Lebih lanjut, Hatta mengatakan setelah
rekomendasi dari Kementan diperoleh, Kementerian Perdagangan akan
mengeluarkan izin kepada Bulog untuk melakukan importasi.
Setelah
itu, Bulog melakukan impor dan melakukan operasi pasar. "Kan SOP-nya
gitu. Masa' menko yang harus belanja sendiri di sana," kata Hatta.
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/07/09/mpnvfb-bulog-tak-kunjung-impor-harga-daging-sapi-melonjak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar