Senin, 10 Juni 2013

Produksi Padi Berpotensi Turun

10 Juni 2013

Indonesia Masih Aman dari Krisis Pangan

JAKARTA – Kementerian Pertanian memproyeksikan produksi padi tahun ini berpotensi menurun. Hal itu terjadi karena perkiraan hujan sepanjang tahun yang diramalkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

"BMKG memperkirakan hujan sepanjang tahun. Kondisi itu bisa memengaruhi produksi pangan, dan pencapaian produksi berpotensi di bawah target," kata Menteri Pertanian, Suswono, di Jakarta, Sabtu (8/6).

Suswono menambahkan selain faktor hujan sepanjang tahun (perubahan iklim), produksi padi terganggu karena kerusakan saluran irigasi. Hampir 52 persen saluran irigasi pertanian mengalami kerusakan dan membutuhkan rehabilitasi.

Tahun ini, pemerintah menetapkan target produksi padi sebesar 72 juta ton gabah kering giling (GKG). Untuk bisa mencapai target tersebut, kata Suswono, diperlukan peningkatan produksi padi dengan pola intensifikasi dan ekstensifikasi serta perbaikan saluran irigasi.

Dana yang dibutuhkan untuk perbaikan saluran irigasi yang rusak mencapai 21 triliun rupiah, tetapi Kementerian Pertanian hanya memiliki anggaran 3 triliun rupiah untuk perbaikan jaringan irigasi tersier. Sebanyak 18 triliun rupiah sisanya menjadi tanggung jawab Kementerian Pekerjaan Umum.

"Kami berharap jaringan irigasi primer yang rusak bisa segera diperbaiki sehingga petani dapat meningkatkan produksinya. Jika saluran irigasai normal, potensi peningkatan produksinya bisa mencapai 9,1 juta ton," papar dia.

Sementara itu, pengamat ekonomi pertanian, Khudori, berharap hujan sepanjang tahun dan pasokan air yang mencukupi dimanfaatkan pemerintah dengan manajemen pengelolaan air.
"Perbaikan jaringan irigasi harus segera dilakukan, tetapi melihat roadmap dari Kementerian Pekerjaan Umum, pengalokasian anggaran yang besar tahun depan, tahun ini kebijakan perbaikan irigasi tidak sinkron dengan harapan Kementerian Pertanian," papar dia.

Krisis Pangan

Terkait dengan ancaman krisis pangan, Suswono mengatakan Indonesia saat ini masih aman dari krisis pangan meskipun harga pangan di tingkat dunia cenderung mengalami kenaikan. Meskipun demikian, pihaknya terus mempersiapkan diri untuk mengantisipasi apabila terjadi krisis pangan dunia seperti yang dilansir Organisasi Pangan Dunia (FAO).
Menurut dia, salah satu penyebab tingginya harga pangan dunia adalah pangan yang bisa dikonsumsi manusia dialihkan ke energi atau pakan ternak sehingga trennya harga pangan naik terus.

Salah satu upaya mengantisipasi krisis pangan tersebut, lanjut dia, pihaknya mengimbau semua pihak untuk terus meningkatkan ketahanan pangan, termasuk memanfaatkan perkarangan untuk tanaman pangan. "Kita punya program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang memanfaatkan pekarangan untuk ketahanan pangan keluarga," kata dia.

Suswono menyatakan upaya tersebut merupakan bagian dari proteksi dari risiko ketahanan pangan di tingkat keluarga sekaligus mendiversifikasi pangan pokok selain beras.
Mengenai teknologi pertanian, Balitbang Kementan telah menyiapkan benih padi yang mampu beradaptasi dengan perubahan iklim ekstrem.

Menurut Suswono, pendapat DPR yang menilai Indonesia memasuki fase krisis pangan dengan indikator volume impor pangan tidak tepat karena neraca perdagangan sektor pertanian Indonesia mengalami surplus hingga 22 miliar dollar AS.

"Volume impor terbesar itu untuk komoditas hortikultura. Meningkatnya volume impor itu seiring meningkatnya peningkatan pendapatan per kapita masyarakat dan kebutuhan kelas tertentu. Kalau ekspatriat ingin memakan anggur atau buah kiwi yang merupakan produk subtropis itu, lalu apa harus kita tutup pemasukan impornya?" ujar dia.

Menteri menyatakan pihaknya terus memberi perhatian penuh pada ketersediaan pangan masyarakat. Karena itu, tanaman pangan seperti padi, tebu, dan jagung menjadi prioritas pembangunan pertanian.

"Di saat laju konversi lahan pertanian makin mempersempit akses petani, tapi produksi padi tahun 2012 mencapai 69,05 juta ton gabah kering giling (GKG) atau naik 5 persen atau 3,2 juta ton," kata dia. aan/E-3

http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/121356

Tidak ada komentar:

Posting Komentar