10 Juni 2013
Dalam 4 bulan, Indonesia impor 28 ribu ton daging sapi dengan nilai sekitar Rp 1 T
JAKARTA -
Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Muhammad Nawir Messi,
mengakui penyelidikan terhadap dugaan kartelisasi daging sapi banyak
lebih rumit dibanding bawang putih.
"Proses daging masih jalan,
perkembangan kartel daging lebih kompleks dari bawang putih. Bawang
putih minggu ini akan dilanjutkan. Kalau daging masih dua minggu
setelahnya,” kata Nawir di kantornya, Jakarta, Minggu (9/6).
Saat
menangani kartel bawang putih, Nawir lebih fokus kepada
kebijakan-kebijakannya. Jadi tinggal memanggil pelaku usaha, dirjen
hortikultura Kementan dan barulah memanggil menteri perdagangan dan
menteri pertanian. "Kami meminta keterangan dari importir, lalu cross
check dengan keterangan kementerian. Apa benar policy-nya seperti ini?
Kalau benar, ya, clear semua buktinya," kata dia.
Berbeda dengan
penyelidikan kartel daging. Diimpor saja ada dua jenis pasar, yaitu
pasar daging beku dan pasar sapi bakalan. Untuk daging impor, produk
tersebut hanya diperbolehkan beredar di kalangan industri makanan,
misalnya hotel dan restoran.
Untuk sapi bakalan, sapi-sapi
tersebut didatangkan dari berbagai tempat di luar Jabodetabek, misalnya
Sulawesi dan Nusa Tenggara. "Jabodetabek memang tidak punya penggemukan
sapi bakalan. Yang ada hanyalah rumah pemotongan hewan (RPH). Jadi,
sapi-sapi tersebut masuk ke RPH, lalu ke distribusi daging," kata dia.
Menurut
Nawir, KPPU mesti menyelidiki celah tersebut satu per satu untuk
memastikan kesempatan yang bisa dimasuki para pemain. Dia mempertanyakan
beberapa permasalahan terkait dengan dugaan oligopoli komoditas pangan
yang harganya kini melangit.
4 Bulan Rp 1 T
Sepanjang
tahun ini, Indonesia telah mengimpor sekitar 28 ribu ton daging sapi
baik berupa daging sapi potong maupun berupa sapi utuh. Total nilai
daging sapi yang diimpor mencapai 100 juta dollar AS atau sekitar Rp 1
triliun.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Minggu
(9/6), dari Januari hingga April 2013, sebanyak 10 ribu ton daging impor
dengan nilai 46,2 juta dollar AS serta sejumlah sapi impor dengan total
berat sebesar 18,3 ribu ton dengan nilai 54 juta dollar AS masuk ke
tanah air untuk memenuhi kebutuhan daging masyarakat.
Adapun negara yang memasok daging ke Indonesia, yaitu
•
Australia: Nilai impor daging dari negara ini mencapai 35,4 juta
dollar AS (Rp 343,3 miliar) dengan berat daging yang diimpor sebesar
7.721 ton dalam 4 bulan ini. Sementara itu, untuk impor sapi, Australia
merupakan negara satu-satunya yang melakukan impor. Hingga April, sapi
Australia yang masuk ke Indonesia sebanyak 18,3 ribu ton dengan nilai 54
juta dollar AS (Rp 523,8 miliar).
• Selandia Baru: Nilai impor
daging dari negara ini mencapai 9,3 juta dollar AS (Rp 90,2 miliar)
dalam 4 bulan pertama tahun ini. Berat daging impor dari negara ini
sekitar 2 ribu ton.
• Amerika Serikat: Nilai impor daging dari negara ini mencapai 1,5 juta dollar AS (Rp 14,5 miliar) dengan berat 132 ton.
• Singapura: Nilai impor daging dari negara ini mencapai 891 dollar AS (Rp 8,6 juta) dengan berat hanya 133 kg. dtc, viv
http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=f64cf96c6f82107ae32a0c7cdd7dfabf&jenis=c81e728d9d4c2f636f067f89cc14862c
Tidak ada komentar:
Posting Komentar