3 Juni 2013
WE.CO.ID - Impor bahan kebutuhan pangan yang tidak terkendali dapat
menggagalkan kedaulatan pangan nasional, kata Guru Besar Ekonomi
Pertanian Universitas Gadjah Mada Mochammad Maksum.
"Apabila
benar-benar ditangani, produksi pangan nasional bisa dipenuhi sendiri.
Impor berlebihan mematikan produksi pangan dalam negeri, yang
sesungguhnya berpotensi memenuhi kebutuhan nasional," katanya di
Yogyakarta, Senin (3/6/2013).
Terkait kasus kegagalan dalam
mewujudkan kedaulatan pangan, Maksum mencontohkan, hal itu bisa dilihat
melalui upaya pemenuhan daging sapi nasional.
Menurut dia, tanpa
melakukan impor, persediaan sapi nasional dapat terpenuhi. Sebab,
beberapa wilayah di Indonesia seperti Nusa Tenggara Timur (NTT), dan
Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki potensi besar terkait dengan
persediaan sapi nasional.
"Dengan mengandalkan persediaan daging
NTB dan NTT, seharusnya Indonesia sudah surplus produksi daging sapi
setiap tahunnya," katanya.
Namun demikian, ia mengakui persediaan
sarana dan prasarana serta infrastruktur untuk pendistribusian
kebutuhan komoditas itu belum memadai.
Menurut dia, seharusnya
pemerintah fokus memperkuat sektor pangan nasional, dengan mendorong ke
arah kemandirian di dalam negeri.
Hal itu, menurut dia, misalnya dapat diwujudkan dengan pengalokasian anggaran yang lebih besar pada sektor pertanian pangan.
"Seharusnya
anggaran bisa diutamakan untuk kemandirian sektor pertanian pangan.
Bukan malah memberikan cukai nol persen pada kedelai, seperti yang
terjadi tahun lalu," katanya.
Ia menilai Pemerintah Indonesia saat ini masih berorientasi pada ketahanan pangan, belum menuju kedaulatan pangan.
Sebab, kata dia, impor masih dilakukan secara berlebihan, tanpa memperdulikan kemandirian pangan.
"Ketahanan
pangan itu, yang penting perut tercukupi, tidak perduli dari mana
kebutuhan tersebvut diperoleh, yang penting cukup dulu. Sementara,
kedaulatan lebih pada kemandirian," katanya. (Ant)
(redaksi@wartaekonomi.com)
http://wartaekonomi.co.id/berita11368/akademisi-impor-tak-terkendali-gagalkan-kedaulatan-pangan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar