10 Juni 2013
Liputan6.com, Jakarta : Irigasi adalah penunjang utama pertanian di Indonesia. Namun infrastruktur ini banyak yang rusak.
Menteri
Pertanian Suswono mengatakan infrastruktur terutama irigasi di
Indonesia yang rusak mencapai 52%, dan untuk memperbaikinya membutuhkan
anggaran setidaknya Rp 21 triliun.
"Namun dengan kebijakan
pemerintah ke depan yang mengurangi subsidi BBM lebih dari Rp 200
triliun. Pemerintah dapat menyesuaikan pengurangan subsidi ini untuk
para petani," katanya.
Suswono juga mengatakan untuk mengatasi
penyempitan lahan yang seharusnya dapat dimanfaatkan sebagai lahan
pertanian maka perlu dilakukan ekspansi lahan baru, terutama di luar
Pulau Jawa.
"Lahan semakin sempit itu fakta yang ada. Maka
ekspansi lahan baru harus dilaksanakan. Lahan pengembangan di luar jawa
karena di (Pulau) Jawa sudah tidak mungkin," katanya saat memberikan
sambutan pada pembukaan International Conference La Via Campesina di
Pedepokan pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Minggu
(9/6/2013).
Saat berbicara di depan sekitar 500 peserta yang
merupakan petani dari negara-negara yang menjadi anggota dari Organisasi
Internasional La Via Campesina dan sekitar 150 peserta petani lokal,
dia juga membahas mengenai penggunaan benih tanaman.
Menurutnya
petani harus bisa memberdayakan bibit hasil penangkaran dari para petani
itu sendiri. "Tidak harus terjebak dengan benih impor. Petani
seharusnya bisa menghasilkan benih sendiri," lanjutnya.
Suswono
juga membanggakan Indonesia yang mendapatkan penghargaan di sidang FAO
karena menjadi satu negara yang dapat mengurangi tingkat kelaparan
penduduknya.
"FAO mengimbau untuk melakukan perkuatan pangan
masing-masing negara. Dan petani merupakan pahlawan pangan," tandasnya.
(Igw)
oleh Septian Deny
http://bisnis.liputan6.com/read/608593/52-irigasi-rusak-butuh-dana-perbaikan-rp-21-triliun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar