18 April 2013
WE.CO.ID - Mantan kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Rizal Ramli minta
pemerintah segera meningkatkan peran dan fungsi Bulog agar tidak hanya
mengurusi beras. Lewat revitalisasi dan reposisi, Bulog bisa menangani
produk pangan lain, seperti gula, kedelai, jagung, dan daging sapi.
Kebijakan ini bisa menanggulangi dominasi kartel yang selama ini sangat
merugikan negara dan rakyat Indonesia.
“Sebaiknya Bulog juga
diberi wewenang mengurusi gula, jagung, kedelai, dan daging sapi. Ini
bukan monopoli, tapi hanya untuk stabilisasi harga. Reposisi Bulog
justru untuk mengurangi dominasi pengusaha-pengusaha yang beroperasi
bagai kartel di sejumlah komoditas tertentu. Lagi pula, dengan perluasan
peran dan fungsi ini, Bulog akan memperoleh pendapatan lebih baik
sehingga bisa mengurangi subsidi pemerintah. Bahkan tidak mustahil Bulog
bisa membiayai program raskin tanpa harus membebani APBN,” ujar Rizal
Ramli usai bertemu Kepala Bulog, Sutarto Alimoeso, di Jakarta, Kamis
(18/04)
Di sisi lain, Rizal Ramli yang juga mantan Menko
Perekonomian ini mengakui, Bulog pernah punya rekam jejak buruk di masa
silam. Di masa Orde Baru, Bulog adalah sarang korupsi, kolusi dan
nepotisme (KKN) serta mesin uang untuk kepentingan penguasa. Kendati
Kepala Bulog silih berganti, peran seperti itu kembali terus berulang.
Akibatnya, hampir semua Kepala Bulog pernah masuk penjara. Boleh
dikatakan hanya Jusuf Kalla dan Rizal Ramli yang tidak bermasalah dengan
hukum.
Ketika kirisis moneter 1998, International Monetary Fund
(IMF) memaksa pemerintah Indonesia memangkas banyak fungsi Bulog dalam
hal stabilisasi harga, dan hanya diberikan wewenang untuk mengurusi
beras. Namun dalam perjalanannya, ternyata diamputasinya wewenang Bulog
itu telah menimbulkan kartel-kartel baru di komoditas gula, kedelai,
jagung, dan daging sapi. Mereka sangat leluasa memainkan harga hingga di
atas 100% di atas harga internasional yang sangat merugikan rakyat.
“Saya
pernah menjadi Kabulog periode 2000-2001. Waktu itu Bulog berhasil saya
benahi hingga menjadi transparan dan sangat efisien. Setelah masa saya
Bulog memang sempat mengalami hal-hal buruk. Tapi saya yakin, Bulog di
bawah pak Sutarto sekarang sudah jauh lebih baik. Dengan menerapkan good
corporate governance dan transparansi, Bulog kini bisa diberi
kepercayaan untuk juga menangani komoditas selain beras. Gula, jagung,
kedelai, dan daging sapi adalah beberapa komoditas yang selama ini
dimainkan harganya oleh kelompok Kartel,” papar Rizal Ramli yang juga
mantan Menteri Keuangan.
“Kunjungan pak Rizal Ramli kali ini bagi
saya bukan sekadar senior yang menjenguk yuniornya. Saya memaknai
kunjungan ini sekaligus sebagai dukungan atas kinerja Bulog yang kini
makin lebih baik. Saya juga sangat mengapresiasi gagasan pak Rizal Ramli
untuk mereposisi Bulog agar bisa menangani komoditas selain beras.
Dengan dukungan beliau dan kepercayaan dari pemerintah, Bulog siap
meningkatkan peran dan fungsinya dalam menjaga stabilitas harga beras
dan sejumlah komoditas pangan,” ungkap Sutarto.
Dia menambahkan,
sejak beberapa waktu terakhir, Bulog sudah mengubah paradigma. Kalau
dulu hanya menunggu, kini menjemput bola. Paradigma lama Bulog ibarat
kapal pesiar, kini kapal niaga. Dulu sebagai pegawai bahkan birokrat,
kini berubah jadi intratrepreneur. Itulah sebabnya Sutarto yakin, Blog
kini siap meningkatkan peran dan fungsinya untuk menangani komoditas
lain di luar beras, yaitu kedelai, gula, jagung, dan daging sapi.
Rizal
Ramli yang dinobatkan sebagai calon presiden alternatif versi The
President Centre ini berpendapat, guna merealisasikan gagasan reposisi
dan revitalisasi Bulog tersebut, tidak diperlukan UU khusus. Sebab, akan
memerlukan proses panjang dan waktu lama jika harus diterbitkan UU
baru.
“Sehubungan dengan itu saya mendesak segera diterbitkannya
Peraturan Pemerintah (PP) yang mengatur reposisi Bulog. Dalam waktu
dekat saya juga akan segera menemui Menteri Perdagangan dan Menteri
Pertanian terkait reposisi peran Bulog tersebut. Sebab, biar bagaimana
pun harus ada koordinasi dengan Kementerian Perdagangan dan Kementerian
Pertanian agar rencana ini bisa segera direalisasikan,” ungkap penasehat
ahli Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) ini.
http://wartaekonomi.co.id/berita9395/rizal-ramli-bulog-jangan-hanya-urusi-beras.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar